Pertamina (ANT/VITALIS YOGI TRISNA).
Pertamina (ANT/VITALIS YOGI TRISNA).

Harga Turun, Konsumsi Pertamax Series Naik Signifikan

Annisa ayu artanti • 04 April 2016 16:23
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax series sebesar Rp200 per liter mendongkrak kenaikan konsumsi BBM non-subsidi tersebut.
 
Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Afandi mengatakan terjadi lonjakan konsumsi yang cukup signifikan yakni dari 6.000 kiloliter (KL) per hari menjadi 9.000 KL per hari. 
 
Selain memang sesuai jadwal evaluasi harga BBM setiap dua minggu, menurutnya, penurunan harga BBM Pertamax series dan Pertalite saat itu untuk mengantisipasi lonjakan permintaan BBM jenis Premium dan Solar pada 1 April 2016.

"Pertamax karena harganya turun dua hari kemarin konsumsi naik dari 6.000 jadi 9.000 kilolter. Iya karena kita turunnya dua hari sebelumnya untuk ketersediaannya lebih awal," kata Afandi saat ditemui di SPBU COCO Yos Sudarso 31.143.01, Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Senin (4/4/2016).
 
Untuk sekarang ini, menurutnya, konsumsinya masih cukup bagus. Namun, dirinya belum bisa membeberkan data secara mendetil karena perlu melihat permintaan BBM itu selama satu minggu.
 
Afandi juga menjelaskan, selisih harga tipis ini yakni antara Premium dengan Pertamax series dan Pertalite membuat konsumsi meningkat. Untuk saat ini khususnya konsumsi Pertalite naik dari 4.000 KL menjadi 8.000 KL per hari. Sementara itu, untuk konsumsi Premium cenderung normal.
 
"Iya karena selishnya semakin kecil dengan premium. Seperti pertalite didua hari sebelumnya itu kan bedanya cuma Rp50. Pertalite di Rp7100, premium itu Rp7050 di-jamali kan. Konsumen pada lari ke pertalite. Kalau konsumsi Premium masih normal, konsumsi Premium di angka 70 ribu KL per hari," jelas dia.
 
Sementara itu, lanjut Afandi, untuk konsumsi Solar subsidi justru mengalami penurunan. Penurunan tersebut terjadi pada H-1 sebelum harga baru ditetapkan Pemerintah. Kebanyakan konsumen menunda pembeliannya lantaran menunggu harga yang lebih murah yakni turun Rp500 per liter.
 
"Di H-1 (konsumsi solar) turun hampir 40 persen dari normal, normalnya di angka 30.000 KL per hari. Tapi sekarang sudah normal lagi," pungkas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan