Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Direktorat Jenderal Migas, Harya Adityawarman mengatakan, sementara ini insentif khusus kepada Pertamina memang belum diberikan, karena pemerintah melihat Pertamina masih sanggup untuk menjalankan program inisiasi Presiden Joko Widodo itu.
"Sementara ini belum ada. Tapi kan pemerintah menugaskan kepada Pertamina itu sudah memperhitungkan, sebagai BUMN itu harus bisa," kata Harya di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 3 November 2017.
Adapun dari 54 target titik penyalur penerapan BBM satu harga tahun ini, tambah Anggota Komite Badan Penyalur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Sayono Hadiwijoyo, realisasi per 1 November 2017 sudah terbangun 26 penyalur. Sementara sisanya masih dalam pengadaan oleh pihak Pertamina.
"Target 2017 adalah 54. Sementara yang sudah beroperasi 26. Adapun sisanya 18 ini on progress," ucap Saryono.
Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas yang lain, Muhammad Ibnu Fajar menambahkan, sejauh ini Pertamina masih berkomitmen untuk mengadakan BBM satu harga. Ia juga optimistis bahwa target tahun ini bisa tercapai.
"Saya lihat untuk yang 10 itu (sisanya), ini pelaksananya Pertamina. Pertamina bilang masih bisa tersampai. Jadi jangan bayangkan SPBU seperti di sini. Pembangunan SPBU di sana sangat sederhana. Tapi kembali lagi bahwa itu adalah Pertamina masih sanggup untuk itu," pungkas Ibnu.
Seperti diketahui, peta jalan program BBM satu harga dibagi menjadi tiga tahun. Pada 2017, direncanakan BBM satu harga akan terealisasi di 54 titik, di 2018 ditargetkan 50 titik, dan di 2019 ditargetkan 46 titik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id