Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan mengakui produksi lapangan yang dioperatori oleh MedcoEnergi pada 2017 ini mengalami penurunan besar. Hal ini karena harga minyak rendah dan penerapan EOR tidak ekonomis.
"Masalah sekarang harga minyak rendah, EOR tidak ekonomis. Ini sedang diskusi dengan SKK Migas untuk cari jalan keluarnya. Makanya di 2017 produksi mengalami decline yang cukup besar," kata Ronald di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Senin, 6 September.
Ronald menjelaskan, Medco E&P sebelumnya telah melakukan pilot project untuk penerapan EOR Surfaktan Polimer pada 2013. Namun, karena pada akhir 2014 kondisi harga minyak dunia terus mengalami penurunan, maka EOR tidak dilanjutkan kembali.
"EOR itu kita masih pilot yang dulu pada 2013. (Tidak dilanjutkan) 2014. Karena harga minyak dunia turun," jelas dia.
Ronald menambahkan, kalau pun EOR tersebut akan digunakan lagi, maka posisi harga minyak harus berada di level USD80 per barel. Dengan demikian, harga keekonomisan baru bisa tercapai.
"Sekitar USD80 per barel. (Tahun depan) Belum," ucap dia.
Sekadar informasi, Medco E&P saat ini sedang menggarap wilayah kerja Rimau. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 tercantum produksi minyak yang dihasilkan sebesar 7,2 ribu barel oil per day (BOPD).
Namun, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 produksi tersebut turun sebesar 0,5 BOPD menjadi 6,7 BOPD karena penurunan produksi alamiah (natural decline).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News