Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto mengatakan, setelah melakukan produksi dibeberapa sumur-sumur minyak di Blok Cepu menunjukkan adanya cadangan mencapai 200.000 bph. Produksi tersebut bisa saja terpenuhi tahun ini asalkan diizinkan pemerintah.
"Kita masih menunggu, pemerintah mau lebih diproduksi 185.000 barel per hari. Itu kalau mau, kita siap," kata Erwin dalam acara IPA Convention and Exhibition ke-40, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Untuk memperoleh produksi tersebut, jelas Erwin, ExxonMobil harus memperoleh izin dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk perubahan rencana kerja anggaran (Work Plan and Budgeting/WP&B) dan izin analisis dampak lingkungan (amdal). Saat ini izin amdal hanya untuk produksi maksimal Blok Cepu sebesar 185.000 bph.
"Kita perlu proses izinnya, WP&B revisi, dan izin lingkungan juga. Karena amdalnya menyebutkan 185.000 bph produksinya," ucap dia.
Erwin menuturkan, pihak ExxonMobil saat ini sedang membicarakannya dengan SKK Migas tentang cadangan produksi yang cukup besar tersebut. SKK Migas pun sedang mengkajinya, juga terkait fasilitas yang dibutuhkan untuk produksi tersebut.
"Cadangan yang bisa diproduksi itu bisa lebih besar dari semula. Kita akan bicarakan dengan SKK Migas. SKK Migas sedang mengkaji. Untuk bisa sepakat untuk tambahan cadangan produksi," ujar dia.
Lebih lanjut, Erwin menambahkan, dengan produksi 200.000 bph nanti tidak serta merta mempersingkat waktu produksi. Sebab masih diperkirakan cadangan minyak yang ada di blok tersebut masih sangat besar.
"Otomatis kalau produksi lebih cepat, waktunya lebih pendek. Tapi, dengan ketahuan lebih besar (cadangannya) ya mudahan lebih lama," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News