"Blok Cepu kalau enggak salah masih on schedule dari yang terakhir. Kan on schedule-nya Juli tadinya. Ya masih nanti November Desember ini," kata Zikrullah usai menghadiri diskusi Indonesia Gas Society, di Hotel Rafless, Jalan Prof. Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Untuk saat ini, Zikrullah menjelaskan, produksi di Blok tersebut memang bertahap dan tidak langsung melonjak. Hal itu dikarenakan blok tersebut juga masih dalam transisi.
"Produksi sementara dua, ada EPF dan EOE. Itu harus diganti karena harus ada masa pengalihan. Jadi sampai Desember naik pelan-pelan sampai 165.000 bph. Cuma kan itu tidak kaya buka keran, harus pelan-pelan," jelas dia.
Pengalihan atau transisi tersebut, lanjut Zirullah, dari early oil expansion (EOE) 165.000 bph dan early production facilities (EPF) sebanyak 40.000 bph ke central production facility (CPF).
"205.000 bph itu, 165.000 bph plus EOE, EPF 40 bph," sebut dia.
Sementara itu, untuk produksi saat ini, Zikrullah mengatakan produksi blok ini mencapai 130.000 barel per hari. "Terakhir Cepu 130 barel per hari," ungkap dia.
Terkait dengan perpanjangan joint EOE dan EPF, Zikrullah mengungkapkan dirinya sedang menunggu perpanjangan kontraktor EPF ke pengelola Blok Cepu, ExxonMobile.
"Kita sedang menunggu joint-nya hari Senin diperpanjangan apa tidak. Kemungkinan kan selalu ada (diperpanjang) tapi harus menunggu keputusan terbaik, harus menunggu kajian keteknikan, sosial, ekonomi," pungkas dia.
Sekadar informasi, fasilitas produksi utama di Blok Cepu hanya bisa mencapai produksi 165.000 bph. Namun karena berdasarkan kontrak fasilitas produksi awal (EPF), produksi bertambah 40.000 bph. Sehingga puncak produksinya bisa mencapai 205.000 bph. Adapun kontrak EPF ini yang sudah berjalan sejak Agustus 2009 akan habis Desember tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News