Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kunci utama untuk mengisi pasokan tersebut ada di badan usaha yang menjadi suplier FAME yang harus menjangkau terminal BBM Pertamina. Pertamina, kata Nicke, tugasnya hanya mencampurkan FAME dengan solar.
"Karena kita enggak memproduksi hanya blending. Blending-nya bisa di terminal BBM atau di tangki," kata Nicke di SPBU Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin, 3 September 2018.
Dia mengatakan terminal BBM yang belum mendapat pasokan kebanyakan berada di Indonesia timur khususnya di Papua. Menurutnya ke 52 terminal BBM tersebut pihaknya telah menyepakati dengan para suplier FAME untuk dipasok dari enam terminal BBM utama. Dari enam terminal itu akan dikirim melalui laut ke 52 terminal BBM yang belum dialiri pasokan.
"Kan ada misalnya terminal BBM utamanya di Wayame menyuplai sekitar 12 hingga 14 terminal BBM kecil di sekitarnya karena infrastruktur yang belum memadai," jelas dia.
Namun ke depannya, tambah dia, perseroan berkomitmen untuk membangun fasilitas di sana sebab kebutuhan atau permintaan di Indonesia Timur diyakini akan meningkat mengingat proyek infrastruktur sudah mulai terbangun.
"Karena infrastruktur fisik sudah mulai dibangun di sana sehingga kebutuhan BBM akan meningkat. Kita enggak bisa hanya mengandalkan terminal BBM besar di Wayame untuk demand di Papua," jelas dia.
Di lokasi yang sama Manager External Communication Arya Dwi Paramita mengatakan sebenanya keseluruhan terminal BBM yang berjumlah 112 sudah siap untuk menerima pasokan FAME. Namun dari jumlah tersebut hanya 60 terminal yang sudah menyalurkan B20 bersubsidi atau PSO dan 52 lainnya belum menyalurkan B20 karena belum mendapatkan pasokan FAME dari Badan Usaha yang memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News