"Minggu berikutnya, biasanya Rabu kita akan undang pihak -pihak termasuk Petral," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Pemanggilan Petral, lanjut Djoko, dimaksudkan untuk mengklarifikasi beberapa hal terkait perhitungan jual beli minyak. "Kita mau tanya pihak Petral atau pihak-pihak lainnya yang bisa memberikan data berapa data beli impor minyak. Lalu diskonnya yang didapatkan Petral berapa," bebernya.
Menurutnya, penentuan diskon ini penting untuk diketahui karena menjadi faktor perhitungan untung rugi pemerintah saat membeli minyak melalui Petral.
"Kalau diskon yang diberikan ke Petral lebih besar sementara pemerintah membayar lebih mahal dari harga diskon, maka pemerintah rugi," tegas dia.
Namun, tambah Djoko, timnya belum mengetahui apakah pemerintah mengalami untung atau rugi. "Semua belum final karena pihak Pertamina yang datang tadi (Suhartoko) tidak pernah tahu harga beli secara riil. Dia hanya memesan volume. Jadi dia ga berkompeten karena itu ranah petral," ungkapnya.
Sebelumnya, seluruh Tim Reformasi Tata Kelola Migas menggelar rapat bersama dengan Pertamina dan menteri ESDM, Sudirman Said di Kementerian ESDM Jakarta. Pihak Pertamina yang hadir diwakili oleh Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Suhartoko.
Sedangkan direksi dan Dirut Pertamina, Dwi Sutjipto tidak hadir karena harus menghadiri acara Pertamina Energi Outlook di Ritz Caltron Pasific Place Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News