Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menjelaskan nantinya CO2 yang dihasilkan dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) akan diinjeksikan ke Lapangan Sukowati agar bisa digunakan untuk teknologi enhanced oil recovery (EOR).
Saat ini rencana injeksi CO2 Lapangan JTB ke Sukowati memang masih dalam tahap studi yang diharapkan kelar di pertengahan tahun depan. Jika berkaca dari penerapan metode serupa pada proyek Petra Nova di Amerika Serikat (AS), produksinya bisa meningkat enam kali lipat. Padahal lapangan tersebut pun termasuk dalam kategori yang sudah tua (mature).
"Bisa empat sampai enam kali lipat. Posisi recovery factor sudah mentok kalau menggunakan metode biasa, dan itu bisa naik," kata Dharmawan ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa malam, 10 September 2019.
Namun demikian, dirinya tidak mau menyebutkan perkiraan produksi karena dianggap masih sangat dini. Namun yang pasti dia mengatakan pengeboran lumpur yang ada di Lapangan Sukowati mengalami peningkatan.
"Ini mudah-mudahan bisa lebih naik lagi. Tapi terlalu premature untuk di-share sekarang," jelas Dharmawan.
Secara terpisah, General Manager Asset 4 Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan dengan metode ini diharapkan produksi minyak Lapangan Sukowati bisa meningkat di atas 10 ribu barel per hari (bph). Sebab saat pertama kali mengambil alih lapangan tersebut pada 2018, produksinya hanya enam ribu bph.
"Harapan kita sih sebetulnya target di atas 10 ribu (barel), sekarang rate-nya Sukowati 9.500 (barel)-an," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News