Direktur Alat Angkut Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk penyediaan konverter kit sebaiknya digunakan untuk membangun infrastruktur terlebih dahulu. "Daripada anggaran untuk bagi-bagi konverter kit, lebih baik untuk membangun stasiun bensin. Kalau dijadikan program nasional, akan lebih sukses," ucap Soerjono disela-sela acara Fuel Economy Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Menurutnya, program konverter kit selama ini tidak dikerjakan secara serius karena masyarakat masih diberi pilihan bahan bakar, antara bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (BBG). "Kalau perlu premium dihilangkan saja. Semua kendaraan dijadikan dedicated engine," kata dia.
Soerjono berpendapat sebaiknya pemerintah mengembangkan potensi bisnis di industri otomotif dengan mesin khusus berbahan bakar gas. Bisnis itu, lanjutnya, bisa diserahkan kepada pihak swasta. Dia mengklaim bisnis di industri otomotif itu sangat berpotensi berkembang mengingat harga BBG lebih murah jika dibandingkan dengan BBM. Namun, dia mengakui program tersebut belum dapat berjalan dengan cepat.
"Masa transisi kira-kira setahun. Pabrik mobil bisa disiapkan dalam waktu itu," tukas Soerjono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News