Pemerintah tidak sembarangan menunjuk Faisal Basri sebagai ketua. Sebab selama ini Faisal yang bernama asli Faisal Batubara sangat vokal mengkritik pemerintah dan rakyat disektor migas.
Ekonom dari Universitas Indonesia ini pernah melontarkan ucapan masyarakat kelas menegah "ngehe" saat diwawancarai oleh Metrotvnews.com beberapa waktu lalu, sebagai bentuk kritikan atas keserakahan masyarakat kelas menengah yang boros memakai energi dan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Putra Bandung kelahiran 6 November 1959 ini juga getol menyuarakan pemberantasan mafia migas yang selama ini tumbuh subur disektor energi. Bahkan pada beberapa kesempatan dia membocorkan nama-nama mafia migas kepada awak media.
Pria yang pernah mendapat Penghargaan "Pejuang Anti Korupsi 2003" dari Masyarakat Profesional Madani (MPM) ini juga sering mengkritisi pemerintah untuk segera mendirikan kilang minyak.
"Kapasitas kilang yang kita miliki hanya mampu menghasilkan dua pertiga dari kebutuhan BBM domestik. Padahal negara-negara yang tidak memiliki kekayaan minyak bumi sama sekalipun pada umumnya memproduksi sendiri semua kebutuhan BBM dalam negeri," ujarnya seperti dikutip dari blog pribadi miliknya di faisalbasri01.wordpress.com.
Penghargaan pejuang anti korupsi ini dia dapatkan atas dedikasinya selama ini untuk memberantas korupsi. Sebelum mendapatkan penghargaan ini, Faisal Basri telah bergabung sebagai Komite Pemantau Korupsi Nasional (Konstan) National Corruption Watch (NCW) sebagai ketua dewan etik.
Sarjana ekonomi lulusan Universitas Indonesia dan Master of Arts (MA) Bidang Ekonomi Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat ini pernah menjabat sebagai tenaga ahli pada proyek di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi periode tahun 1995 - 1999.
Dengan segala rekam jejak yang dia miliki, Faisal Basri diharapkan sanggup menjalankan tugas berat pemerintah untuk memperbaiki tata kelola migas. Empat tugas pokok yang harus dia lakukan bersama tim yakni mengkaji seluruh kebijakan dan aturan main tata kelola migas dari hulu hingga hilir yang memberi peluang mafia migas beroperasi secara leluasa. Kedua, menata ulang kelembagaan, termasuk di dalamnya memotong mata rantai birokrasi yang tidak efisien. Ketiga, mempercepat revisi UU Migas dan memastikan seluruh substansinya sesuai dengan konstitusi dan berpihak pada kepentingan rakyat. Keempat, mendorong lahirnya iklim industri migas di Indonesia yang bebas dari para pemburu rente di setiap rantai nilai aktivitasnya.
"Terima kasih doa dan dukungan Sahabat. Dalam sekejap, masukan tertulis mengalir deras. Kita jadikan momentum ini pembenahan total sektor migas," ucapnya dalam akun twitter miliknya pagi tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id