Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, tak terealisasinya impian pemerintah untuk menerangi seluruh penjuru negeri di 2019 itu karena terganjal proyek yang tak berjalan mulus.
Menurut dia, PT PLN (Persero) sebagai penanggung jawab pelaksana program 35 ribu mw seringkali terlambat mengeksekusi tender proyek tersebut. Alhasil, implementasinya pun berjalan 'siput' sehingga sulit mewujudkan keinginan Presiden Jokowi.
"Bahkan keterlambatan implementasinya pada proyek-proyek yang sudah selesai tender dan PPA (Power Purchase Agreement). Di sisi lain, ada 10 ribu mw yang menunggu finansial closing (mendapat pendanaan bank) sampai akhir tahun ini dan baru bisa konstruksi awal tahun depan," tukas Fabby melalui pesan singkat elektronik kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Bahkan, sebutnya, beberapa proyek besar seperti PLTU Jawa 5 yang memiliki kapasitas 2.000 mw dan PLTGU Jawa 1 dengan kapasitas 1.600 mw pun mundur jauh dari jadwal. Kondisi itu yang meyakini Fabby bahwa program 35 ribu mw pada 2019 hanya akan selesai sekitar 50 hingga 60 persen.
"Saya perkirakan dengan kecepatan seperti ini sangat mungkin sampai pada 2019 hanya 50-60 persen dari target 35 ribu mw yang bisa COD (Commercial On Date/beroperasi secara komersial). Selebihnya masuk pada 2020-2022," tegas Fabby.
Dia menduga, keterlambatan implementasi disebabkan oleh lambannya lelang yang dilakukan PLN untuk proyek pembangkit miliknya dan milik swasta atau Independent Power Producer (IPP).
"IPP terlambat karena menunggu financial closing. Beberapa proyek IPP sebenarnya adalah proyek extension jadi bisa cepat, tapi ternyata tidak bisa cepat juga," tukas dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan juga mengakui hal tersebut. Pesimistis Purn Jenderal TNI ini karena sebanyak 10 ribu mw yang menjadi tugas PLN dalam program pembangunan pembangkit 35 ribu mw, mengalami banyak kendala penyesuaian.
Dia memperkirakan hingga 2019, hanya sebanyak 20 ribu hingga 25 ribu yang akan beroperasi secara komersial. Sedangkan sisanya, masih dalam tahap under construction dan financial close.
"Kita sih tidak berharap 35 ribu MW itu jadi seluruhnya di 2019, tapi kira-kira 20 ribu hingga 25 ribu mw yang COD. Karena ada penyesuaian di sana-sini," tutur Luhut beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, program 35 ribu mw mencakup 109 proyek yang terdiri atas 35 pembangkit dikerjakan PLN dengan total kapasitas 10.681 mw dan 74 proyek oleh swasta atau IPP dengan total kapasitas 25.904 mw.
Sementara PLTU Jawa 5 yang gagal tender karena dibatalkan oleh PLN setelah proses selama 14 bulan. Sedangkan PLTGU Jawa 1 mengalami penundaan, PLN telah melakukan perpanjangan jadwal bid submission dua kali, yang semula 5 Mei 2016 menjadi 25 Juni 2016 dan diundur lagi menjadi 25 Agustus 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News