Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan dua pembangkit tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dan PLTU Tanjung Jati B dengan kapasitas masing-masing 1.000 Mega Watt (MW). Dua pembangkit tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2020.
"500 kV ditargetkan selesai sebelum pembangkit Tanjung Jati dan Batang beroperasi. Transmisi dipastikan selesai enam bulan sebelumnya karena dibutuhkan pengujian-pengujian," kata Iwan ditemui di Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu, 18 September 2019.
Iwan mengatakan panjang transmisi yang tengah dikerjakan tersebut yakni mencapai 650 kilometer sirkuit (KMS). Transmisi tersebut mulai dari Tanjung Jati, Jepara, hingga Cibatu Dua di Delta Mas Bekasi.
Dirinya bilang penguatan transmisi tersebut nantinya akan membuat sistem kelistrikan lebih baik. Serta secara keekonomian bagi PLN akan lebih bagus.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menuturkan, agar blackout tidak terjadi lagi, sistem kelistrikan Jawa-Bali perlu diperkuat. PLN perlu menambah transmisi listrik di wilayah ini.
Menurut Rida, penambahan transmisi penting karena pasokan setrum ini berupa sistem kelistrikan. Artinya, pengembangan setiap subsistem memegang peranan penting untuk kelancaran pasokan listrik.
“Karena satu sub sistem, misal transmisi, enggak bekerja ya percuma pembangkit banyak juga,” ujar dia.
Pemerintah berencana membangun transmisi sepanjang 47.543,2 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk 113.504 megavolt ampere (MVA). Hingga Mei 2019, PLN telah mengoperasikan transmisi 16.483 kms, sementara 13.620 kms dalam tahap prakonstruksi, dan 17.439 kms dalam proses konstruksi. Untuk gardu induk, perseroan telah mengoperasikan 61.223 MVA, memasuki tahap konstruksi 26.291 MVA, dan yang baru memasuki pra konstruksi sebesar 25.990 MVA.
Salah satu proyek transmisi di Pulau Jawa yang cukup penting yakni 500 kV baru di jalur utara. Konstruksi proyek ini dibagi dalam beberapa seksi, mulai dari Tanjung Jati-TX, Ungaran-Batang, Batang-Mandirancan 1, Batang-Mandirancan 2, Mandirancan-Indramayu, dan Indramayu-Cibatu Baru. Transmisi sepanjang 614 kilometer (km) ini akan mengalirkan setrum hingga sekitar 6.000 MW.
Diakui Rida, pembangunan transmisi listrik memang agak lambat. Hal ini mengingat, seperti halnya proyek infrastruktur lain, proyek transmisi ini juga terhambat pengadaan lahan.
“Makanya ini momentum untuk mendorongnya (pembangunan transmisi). Kita cek apa yang sudah dilakukan. Kalau percepatan pekerjaan fisik yang tinggal dua hal, menambah orang atau menambah waktu,” papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News