"Kan (divestasi) masih proses, targetnya sebelum akhir September," kata Menteri BUMN Rini Soemarno, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018.
Rini menuturkan keuangan untuk membeli sisa saham tersebut sudah disiapkan dan sudah diselesaikan. Begitu juga aspek lingkungan hidup yang sempat menjadi masalah. Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) telah menyiapkan roadmap.
Di sisi lain, hal yang masih menjadi kendala saat ini adalah beberapa penyelesaian dokumen peraturan perpajakan daerah dan pusat yang belum rampung. Semua itu ditargetkan selesai akhir September.
"Ada beberapa dokumen termasuk penyelesaian peraturan mengenai perpajakan yang di pusat dan daerah," ujar dia.
Indonesia Asahan Aluminium/Inalum (Persero) sebelumnya menargetkan akan menyelesaikan transaksi divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia pada Agustus. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin usai penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PT Freeport Indonesia dan Inalum.
"Kita berharap dalam dua bulan setelah HoA selesai agar transaction closing-nya jadi," kata Budi di Kemenkeu, Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018.
Rini juga pernah meminta agar proses transaksi dipercepat hingga akhir Juli. "Saya memang mendorong sampai akhir Juli, tapi Pak Budi bilang sampai Agustus. Enggak apa-apa dong saya ngejar juga, lebih cepat lebih baik," tutur Rini.
Adapun nilai transaksi yang telah disepakati dalam proses divestasi tersebut sebesar USD3,85 miliar. Artinya Inalum sebagai induk holding yang ditugaskan untuk mengambil divestasi tersebut harus membayar uang sejumlah itu pada induk PT Freeport Indonesia yakni Freeport McMoRan (FCX) untuk mendapatkan 51 persen saham tambang di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id