"Progresnya nih, sudah jalan semua. Mudah-mudahan 10.000 mw tahun ini sudah tanda tangan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) akhir tahun ini. Berarti kalau tanda tangan tahun ini, baru jadinya kan tiga tahun lagi. Tahun depan juga kira-kira 10.000 mw lagi, tanda tangan lagi, jadi 2019. Tahapannya seperti itu," jelas Sofyan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Dia menjelaskan nilai proyek pembangkit untuk tahap 10.000 mw tahun ini sekira Rp150 triliun. Dengan rincian 10.000 mw dikalikan USD1,5 juta.
"Karena USD1,5 juta per mw. Kira-kira Rp150 triliun. Sumatera 1.158 mw, Jawa Bali 5.000 mw, Kalimantan 700 mw, Sulawesi 2.560 mw, Maluku dan Papua 500 mw," jelasnya.
Sofyan menceritakan beberapa permasalahan yang dihadapi PT PLN (Persero) dalam proyek listrik 35.000 mw tersebut yakni pembebasan lahan, perizinan, IMB, izin lingkungan, sampai amdal.
"Nah itu minta semua dipercepat. Presiden pun sangat mendukung," ujar dia singkat.
Adapun porsi PLN dari proyek sebesar 10.000 mw yang ditandatangani PPA tahun ini, tambah Sofyan, PLN mendapat bagian 4.000 mw.
"PLN-nya kira-kira kalau 10.000 mw PPA ini lebih banyak 6.000-an IPP, sisanya 4.000 PLN," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News