Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TKM) Faisal Basri. MI/Ramdani
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TKM) Faisal Basri. MI/Ramdani

Faisal Basri Segera Benahi Total Tata kelola Migas

Patricia Vicka • 17 November 2014 11:54
medcom.id, Jakarta: Setelah resmi terpilih sebagai ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TKM), Faisal Basri segera melakukan pembenahan total di sektor migas.
 
Dalam kicauan di akun twitter miliknya di @faisalbasri, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959 ini akan menjalankan masukan tertulis terkait pembenahan tata kelola migas yang dia terima.
 
"Terima kasih doa dan dukungan Sahabat. Dalam sekejap, masukan tertulis mengalir deras. Kita jadikan momentum pembenahan total sektor migas," kicaunya dalam twitter pribadi tersebut, Senin, (17/11/2014) pagi.
 
Menurut dia, ketahanan energi bangsa Indonesia saat ini telah terkikis. "Sepuluh tahun lalu kapasitas tangki penyimpanan BBM bisa untuk memenuhi kebutuhan 30 hari, sedangkan sekarang hanya 18 hari. Kita sama sekali tidak memiliki cadangan strategis," ujar dia dalam blog pribadinya di faisalbasri01.wordpress.com.

Bahkan Faisal menambahkan, Indonesia kini menjadi pengimpor bensin dan solar terbesar di dunia.
 
"Produksi minyak mentah rata-rata Januari-September 2014 tinggal 792.000 barel sehari, mengalami penurunan secara persisten dari tingkat tertingginya sekitar 1,6 juta barel per hari tahun 1981. Sebaliknya, konsumsi minyak meroket dari hanya 396.000 barel sehari tahun 1980 menjadi lebih dari 1,6 juta barel tahun 2013," tutur pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia ini.
 
Sebelumnya kemarin sore, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengumumkan Faisal Basri terpilih sebagai ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Tujuan utama dibentuknya tim ini adalah untuk melakukan pembenahan kelembagaan dari pengeloaan migas di Indonesia.
 
Selain itu tim ini punya empat tugas pokok lainnya. Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, tugas pokok komite ini adalah pertama mengkaji seluruh kebijakan dan aturan main tata kelola migas dari hulu hingga hilir. Kedua, menata ulang kelembagaan, termasuk di dalamnya memotong mata rantai birokrasi yang tidak efisien. Ketiga, mempercepat revisi UU Migas dan memastikan seluruh subtansinya sesuai dengan konstitusi. Dan, keempat mendorong lahirnya iklim industri migas di Indonesia yang bebas dari para pemburu rente di setiap rantai-nilai aktivitasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan