Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut diharapkan peringkat investasi Indonesia bisa mengalami kenaikan dari BB+ dengan positive outlook menjadi BBB- investment grade.
"Kunjungan delegasi S&P merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo agar menteri terkait menerima secara langsung delegasi S&P, tanpa diwakilkan," kata Sujatmiko, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, seperti diberitakan Kamis (12/5/2016).
Sujatmiko menjelaskan, dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan capaian reformasi di sektor energi seperti penetapan kebijakan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pelaku ekonomi. Lalu pemangkasan 60 persen prosedur perizinan dan penyerahan perizinann ke PTSP di BKPM.
"Kemudian, pengaturan subsidi BBM dengan mempertimbangkan harga keekonomian minyak dan kemampuan beli masyarakat untuk menghindari keresahan masyarakat dan kenaikan harga bahan pokok pada saat puasa, Lebaran dan musim liburan," sebut dia.
Selain itu, lanjut Sujatmiko, perubahan paradigma pengelolaan energi juga menjadi topik pembahasan dari yang semula sebagai komoditi yang dijual semata-mata untuk sumber utama penerimaan negara menjadi energi sebagai motor penggerak perekonomian negara.
"Menteri ESDM berusaha meyakinkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk tidak lagi menekankan beban anggaran kepada mineral dan batu bara. Kemenkeu pun mulai menerima kenyataan, harga komoditas turun, maka Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM juga mengalami penurunan," jelas dia.
Selain itu, Menteri ESDM menekankan adanya perubahan pada prinsip sustainable partnership yang memberikan manfaat yang berkesinambungan baik bagi negara maupun investor. Penyediaan DKE untuk mendorong pemanfaatan EBT dan meningkatkan infrastruktur energi serta konsistensi pada kebijakan peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Pemerintah memperkirakan jika peringkat Indonesia mengalami peningkatan dari BB+ positive outlook menjadi BBB- investment grade, maka akan banyak investor yang akan masuk ke instrumen keuangan yang ditawarkan Indonesia, baik di goverment bonds, maupun saham.
Arus investasi yang akan membanjiri perekonomian Indonesia akan berasal dari investor sektor riil yang melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan investor sektor keuangan melalui portofolio. Diharapkan hal semcam itu nantinya mendorong laju ekonomi Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News