Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, saat ini permintaan hanya tercatat sebanyak 6,5 juta ton. Namun, diperkirakan di 2025 total permintaan dimaksud dapat mencapai sebanyak 10,2 juta ton.
"Disisi elpiji terlihat permintaan kami cuma 6,5 juta ton kapasitas timbun. Yang 2025 itu sebanyak 10,2 juta ton," kata Ahmad, dalam diskusi 'Pertamina Energy Forum 2015', di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Ia menjelaskan, pertumbuhan permintaan itu akan terjadi bila tidak ada inisiatif pengereman konsumsi seperti tidak ada penggunaan energi alternatif, gas kota, dan penggunaan biomassa. "Kalau tidak ada kebutuhan yang mengerem, misalnya adanya energi alternatif seperti gas kota dan ekspansif, atau kemudian menggunakan biomassa. Itu permintaan akan naik terus," ujar dia.
Tidak hanya itu, tambah Ahmad, storage saat ini hanya berkapasitas 0,21 juta ton. Padahal yang dibutuhkan mencapai 1,08 juta ton. Menurut Ahmad, ini merupakan pekerjaan rumah yang paling berat terhadap permintaan atas elpiji.
"Storage kita hanya punya 0,21 juta ton, yang dibutuhkan 1,08 juta ton. Ini PR yang paling berat di elpiji adalah storage kita sangat rendah. Yang ada floating storage," jelas dia.
Karenanya, lanjut Ahmad, Pertamina akan mendorong pembangunan storage dengan memanfaatkan aset-aset yang ada seperti aset di Arun. "Oleh karena itu kami akan dorong pembangunan storage. Sisa-sisa aset yang ditinggalkan seperti Arun dan sebagainya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News