Menurut SVP Marketing dan Distribus PT Pertamina M. Iskandar, menjual BBM jenis premium dengan harga Rp7.300 per liter sudah rugi. Tentu Pertamina akan mendapati kerugian yang lebih besar lagi jika harga BBM jenis premium kembali diturunkan.
"Kami berharap begitu karena premium ini kami masih tekor," jelas Iskandar, ditemui saat peluncuran BBM jenis pertalite, di Lampung, Selasa (6/10/2015).
Iskandar menilai, bila pemerintah meminta untuk menurunkan BBM jenis solar maka tidak akan menjadi persoalan. Sebab, hal itu berguna untuk memberi stimulus terhadap perekonomian mengingat pangsa konsumen solar cukup banyak dibandingkan konsumsi BBM dengan Research Octane Number (RON) 88 ini.
"Kalau solar tidak ada masalah (harganya diturunkan). Dalam aspek makro untuk stimulus ekonomi. Solar di pakai untuk transportasi, industri, dan penumpang. Kalau premium (kebanyakan) untuk kendaraan pribadi," jelas dia.
Dengan dasar itu, Iskandar menegaskan, seharusnya masyarakat yang menggunakan premium dengan alasan murah bisa beralih untuk menggunakan transportasi umum yang lebih efisien.
"Premium jangan dibuat rendah supaya masyarakat berpola efisien. Kalau memang merasa mahal ya naik angkutan umum. Karena konsumsi premium untuk kendaraan pribadi 91 persen, yang sembilan persen untuk angkutan umum. Beda dengan solar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News