"Boleh dikatakan sampai saat ini kondisi pasar sudah kita aliri, dalam hal ini kebutuhan akan elpiji," kata General Manager Pertamina MOR IV Jateng-DIY Kusnendar, seperti dikutip dari Antara, di Semarang, Kamis (24/12/2015).
Bahkan, beberapa waktu lalu ada beberapa mitra Pertamina yang mengatakan bahwa stok di pasar sudah terlalu banyak. Meski demikian, pihaknya berupaya memastikan stok cukup sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh elpiji khususnya pada saat liburan.
"Ada yang bilang sudah kebanyakan, itu versi kalian kalau versi saya belum. Meski demikian kami tetap menjaga kalau terlalu banyak juga tidak bagus. Jangan sampai disalahgunakan," jelasnya.
Meski pengguna elpiji ukuran tabung tiga kg lebih banyak dibandingkan elpiji ukuran tabung 12 kg, namun Pertamina berupaya memastikan ketersediaan dua jenis tabung elpiji tersebut cukup di pasaran.
Pada sisi lain, Kusnendar menambahkan, keberadaan kilang residual fluid catalytic cracking (RFCC) milik Pertamina di Refinery Unit IV Cilacap sangat membantu memastikan kualitas dan kuantitas elpiji dalam kondisi baik.
"Kilang RFCC ini mengolah bahan yang biasanya dulu hanya bahan medium bisa ditingkatkan menjadi kualitas lebih baik. Misalnya kalau dulu sampah atau residunya banyak, sekarang dengan diolah di kilang RFCC residu menjadi sangat sedikit dan akhirnya menjadi produk high grade," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News