Direktur Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, progress terbaru terkait Blok yang terletak di Maluku ini adalah pihak Kementerian sedang mencari tim independen untuk mengkaji lebih mendalam tentang feasibity technical dan feasibility keekonomian baik di melalui Floating LNG (LNG) atau offshore dan pipanisasi atau onshore.
"Kita dalam progres mencari institusi independen untuk melakukan review soal bagaimana feasible technical, feasible keekonomian baik darat atau laut, kemudian IRR dan sebagainya," kata Wirat, dalam pertemuan dengan media, di Gedung Direktorat Jenderal Migas, Jalan Rasuna Said, Kamis (22/10/2015).
Setelah mendapat hasil kajian tersebut, tahap selanjutnya, Wirat menyampaikan akan melakukan review secara multiplier efek. Jadi dilihat lebih dalam lagi efek-efek lain yang berkaitan bila terhadap dua mekanisme tersebut.
"Lalu dilakukan kajian review terhadap multiplier efek, efek lokal konten yang dilakukan secara kuantitatif dan juga regional. Kemudian menentukan jadwal proyek seperti apa untuk masing-masing program ini," jelas dia.
Setidaknya, sebut Wirat, ada enam aspek yang harus diperhatikan dalam mengelola blok abadi tersebut. Meskipun Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah merekomendasikan untuk melakukan mekanisme Floating LNG untuk pengembangan Blok Masela.
"Ada enam aspek, apple to apple. SKK Migas rekomendasi di laut kan, tapi jika mengkaji dari enam aspek tersebut baru keekonomian. Mulai dari multiplier efek belum dan sebagainya belum ada," beber dia.
Untuk batas waktunya, Wirat menegaskan, akhir tahun ini terkait keputusan akan diputuskan. "Final report akhir tahun atau awal tahun sudah bisa selesai dilaporkan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News