Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Onshore, Inpex dan Shell Tak Jadi Hengkang dari Blok Masela

Annisa ayu artanti • 24 Maret 2016 17:36
medcom.id, Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah bertemu dengan operator eksisting Blok Abadi Masela. Operator Inpex dan Shell menyampaikan, meskipun keputusan Presiden Joko Widodo berbeda dengan usulannya, pihaknya tidak akan hengkang dari blok tersebut.
 
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, Inpex dan Shell tetap akan mengelola blok tersebut dan merevisi rencana pengembangan (Plan of Development) I yang sebelumnya telah diusulkan kepada SKK Migas.
 
"Dari situ SKK Migas menyimpulkan, setelah diskusi, Inpex dan Shell tidak ada rencana cabut dari Blok Masela. Jadi akan tetap di Blok Masela. Hanya mereka perlu waktu hitung ulang rencana kerja untuk onshore," kata Amien, saat konferensi pers di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).

Selain dengan operator eksisting, sebelumnya juga telah diadakan pertemuan antara Inpex dan PT Pertamina (Persero). Pertemuan tersebut merupakan awalan dari rencana perusahaan BUMN migas ini ikut andil menjadi pengelola blok yang berada di lepas pantai laut Arafura, Maluku tersebut.
 
"Yang pertemuan Pertamina ada dua hal. Pertama, pada waktu itu perkenalan, dari Pertamina kemudian ditunjuk PIC-nya siapa. Ini komunikasi awal. Kedua, juga membicarakan kemungkinan strategic alliance. Karena Blok Masela butuh pasar domestik," jelas dia.
 
Sebelumnya, SKK Migas pernah menyampaikan kontraktor eksisting Blok Abadi Masela akan hengkang dan tidak melanjutkan investasinya jika fasilitas pengembangan kilang blok tersebut dilakukan menggunakan skema onshore.
 
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, jika keputusan pemerintah atas pengembangan blok tersebut dilakukan melalui mekanisme onshore akan terjadi keterlambatan produksi atau onstream yakni sekitar 2027. Keterlambatan tersebut disebabkan karena adanya pengulangan beberapa tahapan yang sebelumnya sudah dilakukan seperti membuat PoD baru.
 
Adapun PoD baru diperkirakan rampung pada 2020. Sementara Front-End Engineering Design (FEED) sekaligus Final Investment Decisions (FID) diperkirakan selesai pada 2022. Konstruksi pun mengalami keterlambatan. Sehingga onstream itu akan terjadi pada 2027.
 
Amien menjelaskan, jika menggunakan PoD yang sudah ada, onstream akan terjadi lebih cepat. Dalam dunia bisnis Migas, Amien mengungkapkan, 'time is money'. Jadi butuh kepastian waktu untuk investor berinvestasi.
 
"Jadi so far Inpex menyatakan kalau onshore tidak investible. Jadi tidak layak untuk investasi," ucap Amien beberapa waktu lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan