"Harga akan kita evaluasi tiap bulan karena Pertamina pemain satu-satunya (Bahan Bakar Minyak RON 88)," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil, saat konferensi pers tentang BBM bersubsidi, di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Mekanisme tersebut, menurut Sofyan, mengingat belum ada mekanisme harga yang sehat karena Pertamina belum siap bersaing dalam penjualan pertamax. Selain itu, harga dasar BBM yang bergantung pada rata-rata harga indeks pasar dan kurs beli Bank Indonesia (BI) juga mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi setiap bulannya.
Penetapan dan pengaturan harga BBM tiap bulan ini akan terjadi sampai waktu yang belum dapat ditentukan. Pelepasan harga, diakui Sofyan, dapat dilakukan jika pemerintah melihat Pertamina telah mampu memproduksi RON 92 lalu berkompetisi dengan yang lain dengan baik dan sehat.
Sebelumnya, harga BBM per 1 Januari 2015 yakni untuk harga minyak tanah ditetapkan sebesar Rp2.500 per liter, harga solar ditetapkan menjadi Rp7.250 per liter dari sebelumnya Rp7.500 per liter, serta harga ron 88 alias premium turun menjadi Rp7.600 dari sebelumnya Rp8.500 per liter.
"Harga ini (solar dan premium) akan terus dievaluasi setiap bulan mengikuti perkembangan harga minyak dunia plus nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dua bulan sebelumnya (periode tanggal 25 sampai 24 bulan sebelumnya)," pungkas Sofyan Djalil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News