Ilustrasi. Antara/Zabur Karuru.
Ilustrasi. Antara/Zabur Karuru.

Pertamina Dapat Tugas Jaga Produksi Blok Mahakam

Annisa ayu artanti • 12 Maret 2017 21:10
medcom.id, Jakarta: Akhir tahun mendatang tepatnya tanggal 31 Dsember 2017, PT Pertamina resmi mengelola Blok Mahakam setelah hampir 42 tahun dioperasikan oleh PT Total Indonesie dan Inpex.
 
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menegaskan Pertamina, sebagai pengelola selanjutnya, agar dapat mempertahankan produksi tanpa menaikkan biaya operasi di hulu meskipun sumur sudah tua (mature). Penerapan teknologi yang tepat dan melakukan langkah-langkah efisiensi seyogyanya dapat dilakukan Pertamina.
 
"Proses transisi Blok Mahakam dari Total dan Inpex kepada Pertamina, telah dipersiapkan dengan baik sejak 2015 sehingga sekarang tinggal meneruskan finalnya saja dan proses transisinya dibicarakan secara logis saja, nanti kapan dia masuknya, cara mempertahankan produksinya agar tidak turun," kata Ignasius Jonan seperti dikutip dalam laman Kementerian ESDM, di Jakarta, Minggu 12 Maret 2017.

baca : Gas Alam Blok Mahakam untuk Indonesia
 
Dia menjelaskan, jika nanti pengelolaanya dipindahkan ke Pertamina produksi diusahakan tidak boleh mengalami penurunan dan biaya produksi diusahakan tidak boleh naik.
 
"Apapun yang diatur nanti itu harus diusahakan bahwa biaya produksi per barel paling kurang tidak naik, bahkan kalau bisa turun. Yang kedua produksinya tidak boleh turun, itu saja," ujar Jonan.
 
Mengenai proses transisi, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi menjelaskan, pada akhir 2017 nanti tim Total dan tim Pertamina serta tim SKK Migas harus melakukan serah terima pengelolaan Blok Migas Mahakam.
 
Blok Mahakam merupakan produsen gas terbesar Indonesia yang kontribusi total produksi gas nasional sekitar 20 persen. Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation menjadi operator pengelola Blok Mahakam sejak 1966 silam saat Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Mahakam ditandatangani pada 6 Oktober 1966 dan berakhir 30 Maret 1997.
 
Kontrak tersebut telah diperpanjang pada 11 Januari 1997 dan akan berakhir pada 31 Desember 2017. Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi Nubi dan South Mahakam. Selain itu termasuk juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.
 
Wilayah Kerja ini memiliki luas 2.738,51 km2 dan terletak di provinsi Kalimantan Timur serta merupakan wilayah kerja onshore dan offshore. WK Mahakam mulai berproduksi pertama kali pada 1974.
 
Rata-rata produksi tahunan WK Mahakam saat ini adalah gas sebesar 1.635 mmscfd  (juta kaki kubik per hari) serta minyak bumi sebesar 63.000 bopd (barel oil per hari).
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan