Akses listrik di perbatasan belum sepenuhnya dirasakan. (FOTO: Medcom.id/Ayu).
Akses listrik di perbatasan belum sepenuhnya dirasakan. (FOTO: Medcom.id/Ayu).

Merdeka di Perbatasan

Belum Merdeka Listrik di Wilayah Terdepan NKRI

Annisa ayu artanti • 16 Agustus 2018 14:20
SAMPAI saat ini merdeka kelistrikan hanya terjadi di daerah-daerah perkotaan dan daerah yang dekat dengan pusat perekonomian. Merdeka listrik belum dirasakan sepenuhnya di daerah-daerah terdepan Indonesia. Salah satunya desa-desa di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
 
Kondisi gelap gulita pada malam hari sudah menjadi hal biasa di wilayah selatan Indonesia itu. Penerangan yang ada hanya sekadar lampu pelita atau listrik dari diesel yang menyala hanya dua jam dalam sehari yaitu pada pukul 19.00 sampai 21.00 WIT. Tidak ada televisi, kulkas, maupun radio. Hanya ada lampu penerangan sebanyak lima buah yang dijatah setiap rumah.
 
Di dusun Oelufa dan Omulik masyarakat mengaku sangat kesusahan karena aliran listrik secara permanen tidak sampai ke dusunnya. Pada malam hari, anak-anak kesulitan belajar. Informasi pun banyak yang tidak sampai karena masyarakat kesulitan mengaksesnya.

"Malam kita pakai lampu pelita, pakai spritus pakai minyak tanah. Kalau ada angin dia mati," kata seorang warga Batseba Giri (45) di Rote Ndau, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 15 Agustus 2018.
 
Batseba mengaku, untuk memperoleh informasi biasanya dia mendengar dari mulut ke mulut saja. Kalau ingin menonton televisi, dia harus menumpang ke tetangga atau dusun yang sudah teraliri listrik. "Kita informasi hanya dengar saja," ucapnya.
 
Pemerintah melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui kesulitan atas letak geografis dan demografi Indonesia menjadi hambatan utama dalam melistriki wilayah-wilayah terdepan.
 
Butuh perjuangan ekstra menuju ke Pulau Rote. Dari Jakarta kami menggunakan pesawat terbang menuju Kupang yang memakan waktu sekitar 2,5 jam. Lalu, dari Kupang menuju Pulau Rote, kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat ATR menempuh waktu selama setengah jam menuju bandara DC Saudale. Itu pun hanya dua kali penerbangan dalam satu hari yang melayani rute Kupang-Rote.
 
Setelah itu, untuk menuju Desa Oebela kami harus menempuh perjalanan darat selama hampir satu setengah jam dengan jalan yang cukup berliku. Sepanjang jalan terlihat banyak hamparan yang masih kering. Sesaat akan memasuki Desa Oebela menuju dusun Oelufa dan Omulik, jalan aspal telah habis. Hanya ada urukan tanah berdebu yang dijadikan jalan menuju dusun itu.
 
"Bawa alat-alat ke tempat terdepan ini harus lewat hutan, sungai," ucap Menteri Rini.
 
Namun demikian meskipun akses ini sangat sulit, lanjut Rini, pemerintah harus memberikan hak yang sama bagi seluruh masyarakat Indonesia. Begitu halnya dengan sistem kelistrikan. Menurutnya, tugas menerangi Indonesia tidak hanya menjadi kewajiban PLN. Jika PLN kesulitan melistriki suatu daerah maka BUMN lain harus membantu memenuhi kelistrikan tersebut.
 


 
Contohnya, PT Surya Energi Indotama (SEI), salah satu anak perusahaan PT Len Industri (Persero) akan melistriki dusun Oelufa dan Omulik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan lampu surya. Panel surya akan dipasang di atap-atap rumah warga sehingga diharapkan listrik akan menyala 24 jam sedangkan lampu surya akan dibagian untuk setiap rumah masing-masing lima buah.
 
Hal itu juga disampaikan oleh Pejabat Kepala Desa Oebela, Simson M Hanas. Dia sangat gembira akhirnya aliran listrik akan masuk ke desanya. Panel surya di setiap atap rumah dinilai efektif karena jika membuat pembangkit terpusat harus menarik kabel ke rumah-rumah warga. Padahal, letak rumah warga di dusun itu saling berjauhan.
 
"Di sini ada 49 KK (kepala keluarga) hanya terlayani listrik 20-an. Sisanya hanya pakai lampu pelita. Setelah kegiatan ini dibantu penerangan 100 rumah. Dua dusun dapat penerangan," kata Simson.
 
Di sisi lain, Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko R Abumanan mengungkapkan sebagian wilayah Pulau Rote sudah terlistriki. Rasio elektrifikasi di Pulau Rote sudah mencapai 71 persen. PLN berjanji akan terus memperkuat kelistrikan hingga wilayah terdepan benar-benar merdeka.
 
Rencananya, PLN akan membuat sistem kelistrikan di Pulau Rote lebih kuat lagi dengan membuat jaringan listrik dari Kupang yakni Pembangkit yang berada di dusun Panaf. Targetnya transmisi dari Panaf ke Rote itu akan selesai di 2021. "Kita izin bangun transmisi di Rote. Nah, listriknya dari sini. Sehingga Rote bisa jadi satu kesatuan kelistrikan. Itu kita sedang studi kabel laut dari Rote ke Panaf sini," kata Djoko kepada Medcom.id.
 
Ia menambahkan, ketika Indonesia benar-benar merdeka sistem kelistrikannya harus dimanfaatkan dengan maksimal. Ia berharap saat Indonesia merdeka sistem kelistrikannya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. "Seperti kata pepatah ada gula ada semut kalau di situ ada ekonomi ada resort ada bisnis ada tourism disitu akan ada ekonomi. Contoh Sumba Barat," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan