Menteri ESDM) Ignasius Jonan membenarkan alasan subsidi listrik diusulkan meningkat dari Rp44,98 triliun pada APBN 2017 menjadi sekitar Rp52,66 triliun sampai Rp56,77 triliun pada RAPBN 2018 karena adanya peningkatan dari tiga komponen penentu harga listrik. Salah satunya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Jadi penambahan itu karena pertama kurs mata uang. Kurs mata uang kita ikutin proyeksi yang diajukan di APBN," kata Jonan, ketika ditemui di Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, Cinere, Jawa Barat, Kamis 15 Juni 2017.
Selain itu, Jonan menjelaskan, meningkatnya subsidi listrik tahun depan juga disebabkan pemerataan kelistrikan di daerah-daerah tertinggal. Masyarakat di daerah terpencil yang belum teraliri listrik akan mulai menikmati listrik melalui program elektrifikasi oleh PLN.
Adapun sebagian besar dari masyarakat tersebut akan masuk ke dalam golongan pelanggan bersubsidi 450 VA. "Jadi ada elektrifikasi baru di daerah terpencil. Di situ akan ada golongan 450 VA," ucap Jonan.
Kendati demikian, ia percaya, PLN tidak akan boros menghambur-hamburkan anggaran subsidi listrik tersebut. Apalagi ketika harga bahan bakar pembangkit gas dan batu bara turun maka subsidi tidak akan digunakan semuanya.
"Tapi ada kemungkinan subsidi tidak digunakan? sepenuhnyan kalau energi primer gas dan batu bara turun di tahun depan. Ya pasti tarif turun sehingga subsidi tidak? dipakai semua. PLN juga berlomba-lomba tidak menghabiskan subsidi," tutur Jonan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng menjelaskan, alasan pemerintah meningkatkan subsidi tahun depan karena adanya perbedaan konsep pemberian subsidi yang dilakukan pemerintah. Tahun-tahun sebelumnya, pemerintah memberikan subsidi listrik berdasarkan jumlah pelanggan 900 VA dan 450 VA.
Sementara saat ini, pemerintah memberikan subsidi listrik berdasarkan berhak atau tidaknya pelanggan mendapatkan subsidi. Namun, diperkirakan, pelanggan 450 VA akan mengalami peningkatan ditahun depan sehingga menambah alokasi subsidi.
Lebih lanjut, ia menambahkan, tahun depan diperkirakan ada peningkatan tarif listrik yang disebabkan ICP, kurs, dan rupiah. "Kita tidak bisa jamin, ICP. Inflasi ya harus naik. Kalau ICP sampai USD60 per barel kan pasti naik, kita siapin itu," kata Andy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id