Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisner Wisnubroto mengatakan, setiap tahun memang BATAN telah menyusun roadmap terkait dengan pembangunan PLTN. Namun, kenyataannya roadmap tersebut selalu mundur.
"Jujur, tidak ada bayangan sama sekali. Tiap tahun kita punya roadmap. Dan roadmap ini selalu mundur," kata Djarot alam konferensi pers di Kantor BATAN, Jalan KH. Abdul Rokhim, Kuningan Barat, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (28/12/2015).
Seperti contoh, kata Djarot, pada 2017 seharusnya PLTN ditargetkan sudah beroperasi. Namun, diundur sampai 2025, itu pun menjadi opsi terakhir setelah energi baru terbarukan seperti air, angin, surya, geotermal dan lain-lain sudah dibangun.
"Dulu di 2017 harus operasi, sekarang 2025. Bahkan 2000 berapa. Akhirnya pake "x" tahunnya. Kenapa sekarang saya pakai 2025, karena itu yang diinputkan Kementerian ESDM. Sayangnya kalau go nuklirnya mundur, itu (roadmap) akan mundur," jelas dia.
Djarot melanjutkan kalau pun tetap akan dibangun PLTN, BATAN menyatakan tidak akan condong ke suatu negara. BATAN akan terbuka kepada investor yang akan berinvestasi dalam pembangunan PLTN di Indonesia.
"Kita tidak condong ke mana-mana. Kita terbuka. Yang ke datang ke kami itu semuanya. Tapi memang negara yang paling agresif itu Rusia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News