Gedung Kementerian ESDM. FOTO: Setkab
Gedung Kementerian ESDM. FOTO: Setkab

2024, Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Ditargetkan Capai 19.234 MW

Suci Sedya Utami • 28 Januari 2020 07:47
Jakarta: Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik dengan sumber energi terbarukan mencapai sebesar 19.243 megawatt (MW) di 2024. Adapun kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan perlu ditingkatkan lantaran hingga 2019 kapasitasnya baru sebesar 10.157 MW.
 
Untuk mencapai target perlu tambahan sekitar sembilan MW. "Target sekitar sembilan MW sampai 2024. Baurannya terdiri dari sumber energi hijau seperti hidro, surya, biomassa, bayu, panas bumi dan sebagainya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 27 Januari 2020.
 
Secara rinci, kementerian merancang penambahan tersebut di tahun ini yakni bertambah 700 MW menjadi 10.843 MW. Selanjutnya kapasitas pembangkit listrik energi hijau ini akan naik 1.000 MW menjadi 11.843 MW pada 2021, terus bertambah menjadi 13.743 MW pada 2022, kemudian 15.543 MW pada 2023, dan mencapai 19.243 MW pada 2024.

Kendati porsi energi hijau bertambah, pemerintah masih membutuhkan pemanfaatan batu bara dalam jumlah besar. Tahun ini, jatah batu bara dalam negeri direncanakan 155 juta ton. Selanjutnya, angka serapan batu bara domestik ini akan naik menjadi 168 juta ton pada 2021, lalu 177 juta ton pada 2022, kemudian 184 juta ton pada 2023, dan 187 juta ton pada 2024.
 
“Peningkatan pemanfaatan batu bara domestik antara lain untuk mengisi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara dan sebagian untuk program gasifikasi batu bara,” jelas Arifin.
 
Sementara itu, Direktur Aneka Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris menjelaskan, meski secara volume rencana kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan ini tidak setinggi yang ditargetkan dalam Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) yang mencapai 45 ribu MW.
 
Kapasitas yang lebih rendah lantaran penambahan pembangkit listrik sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan setrum yang rendah. Saat ini perumbuhan listrik hanya lima persen. Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019, PT PLN (Persero) pun hanya merencanakan tambahan pembangkit listrik energi terbarukan sekitar 20 ribu MW sampai 2024.
 
Di sisi lain, Haris menjelaskan, adanya peningkatan jatah batu bara untuk dalam negeri lantaran masih terdapat proyek PLTU yang akan beroperasi di masa mendatang. Namun, pihaknya memastikan pengembangan PLTU tidak akan mengganggu rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan.
 
“Kapasitas (pembangkit) energi terbarukan naik juga. Kemudian (pembangkit) batu bara itu share-nya cenderung tetap di sekitar 30 persen nanti di 2025,” tutup Harris.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan