Ekonom UGM Mudrajad Kuncoro mengatakan sebelum menghapus premium, pemerintah sebaiknya melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan baik kepada masyarakat, terutama pihak-pihak yang paling terkena dampaknya.
"Pihak yang berdampak paling banyak ya yang biasa pakai premium yakni mobil pribadi. Mereka yang perlu disosialisasikan. Karena kemarin harga-harga BBM naik dan turun banyak warga yang tidak tahu," ujarnya ketika dihubungi Metrotvnews.com, di Yogyakarta, Sabtu (18/4/2015).
Menurutnya, jika premium hilang dari peredaran, konsumsi BBM tidak akan berkurang dan masyarakat cenderung tidak akan berhemat.
"Saya enggak yakin akan berkurang. Konsumsi akan tetap tinggi. Ketika supply hilang (premium) Pertamax tetap akan diburu. Artinya apapun jenis Premium yang diluncurkan tetap dibeli," beber lulusan S1 Ekonomi UGM ini.
Sebaiknya pemerintah diminta untuk menggenjot konversi gas yang ia rasa lebih urgent untuk dilakukan. "Menurut saya lebih baik memeprsiapkan gas konverter. Perpindahan ke gas jauh lebih strategis karena menurut ahli energi dari fosil akan habis dalam 10 tahun mendatang. Sedangkan gas diperkirakan habis 40 tahun mendatang," tukasnya.
Sementara itu jika premium dihapus dan tarif angkutan tidak naik, dia memperkirakan tidak akan ada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.
"Harga barang naik bergantung dari kenaikan tarif angkutan. Apakah pengusaha angkutan nanti akan menyesuaikan tarif? Kalau pun naik harga barang, tidak akan banyak. Sebab yang buat harga bahan pokok naik ya karena harga tarif angkutan naik," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News