"Itu tanggung jawab Pertamina, kami siap untuk bersaing dengan siapapun," cetus Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).
Dwi mengatakan, meskipun bersaing secara bisnis, namun pengusaha SPBU (asing) tetap menjadi mitra Pertamina dalam menyediakan energi bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air. Maka, pihaknya siap duduk bersama.
Dwi menyebutkan, saat ini kemampuan produksi kilang nasional rata-rata sekitar 40-50 persen dari kebutuhan nasional. Pihaknya memang tengah melakukan program perbaikan atau upgrading kilang agar produksinya bisa meningkat menjadi 80 persen.
Sebelumnya, Ketua II DPP Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), M Ismeth mengaku khawatir dihapuskannya BBM jenis RON 88 atau premium digantikan dengan RON 92 atau pertamax. Menurut Ismeth, kebijakan itu akan mematikan para pengusaha SPBU dalam negeri.
Pasalnya, selama ini dengan marjin Rp210 per liter, pengusaha SPBU sangat mengandalkan BBM jenis premium sebagai sumber pendapatan utama. Sementara pengeluaran dan pajak naik usai pencabutan subsisi BBM sebesar Rp2.000 untuk premium beberapa waktu lalu.
"Marjin kita tidak naik, sementara pengeluaran, utang naik, pajak juga naik. Jadi saat ini terus terang saja pengusaha SPBU sedang sabar," ujar Ismeth pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News