Ia menegaskan efisiensi bukan dilihat dari jumlah direksi perusahaan. Menurutnya efisiensi dilakukan secara total disegala lini. Untuk holding BUMN migas, efisiensi akan difokuskan dalam hal pengadaan sehingga biaya (cost) akan dapat ditekan.
"Efisiensi bukan karena jumlah direksi tapi bagaimana mereka melakukan pengadaan melakukan pengiriman barang dengan sistem baik sehingga costnya turun," kata Rini di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Ia juga menjelaskan, perombakan direksi minggu lalu itu agar Pertamina fokus di sisi pemasaran dan konsumen sehingga dapat bersaing dengan perusahaan swasta lain. Ia juga tidak menginginkan kelangkaan BBM dan elpiji terjadi lagi.
"Nah sekarang hilirnya yang ingin kita tingkatkan supaya pelayanan ke masyarakat jadi lebih baik. Saya enggak mau melihat tiba-tiba tidak ada elpiji dimana, tidak ada BBM kosong ini yang harus dihindari karena itu kita harus tingkatkan untuk management di hilirnya," jelas dia.
Lalu mengenai penghapusan direktorat gas, Rini melihat memang harus dilakukan karena nantinya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan masuk kedalam bagian dari Pertamina. Bersama PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha Pertamina, PGN akan bekerja sama dalam menjalankan bisnis di sektor gas.
"Jadi Pertamina pegang PGN. Pertamina memiliki PGN dulu itu utama bisnisnya dijalankan bersama sama," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News