"Kementerian ESDM berkoordinasi dengan Pertamina untuk melihat dan memeriksa apakah benar terjadi kekurangan stok elpiji di daerah. Dari hasil review ini, secara garis besar stok elpiji aman, rata-rata sekitar 19-20 hari. Ini sesuai dengan rencana yang ada di Pertamina", jelas Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, dikutip dari Antara, Minggu, 10 Desember 2017.
Arcandra berpesan supaya Pertamina mengevaluasi rantai pasokan sampai ke pengecer. Hal itu untuk meniadakan sumbatan pasokan elpiji yang kerap berujung dengan kelangkaan di kalangan masyarakat.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menambahkan elpiji 3 kg tidak boleh dinikmati masyarakat mampu karena merupakan barang bersubsidi dan diperuntukkan bagi masyarakat yang belum cukup mampu.
"Saya sangat mengimbau, untuk saudara-saudara yang mampu tidak mengkonsumsi elpiji 3 kg. (Elpiji tabung 3 kg) itu bagi saudara-saudara kita yang belum cukup mampu. Restoran jangan pakai yang 3 kg, pakai yang 12 kg dan sebagainya," tegas Jonan.
Senada dengan Jonan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menyampaikan bahwa pengawasan dari masyarakat juga diperlukan untuk mencegah penggunaan elpiji 3 kg oleh kalangan mampu.
"Khusus elpiji ini yang 3 kg kita tujukan untuk teman-teman kita yang belum mampu, oleh karena itu kami juga mohon dukungan kepada seluruh rekan-rekan media supaya mengingatkan, yang mampu itu jangan melihat yang 3 kg. Kalau makan di restoran, coba cek pakai yang 3 kg tidak? Ini kita bicara energi berkeadilan, kenapa? Kalau lebihi kuota terus, sebenarnya kita menggerus uang negara," terangnya.
Massa mengaku telah menerjunkan tim untuk mengurut rantai pasokan elpiji 3 kg sampai ke pengecer. Inspeksi mendadak telah dilaksanakam untuk memantau langsung kondisi ketersedian stok elpiji di sejumlah titik pangkalan di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News