Ilustrasi. Ant/Zabur Karuru.
Ilustrasi. Ant/Zabur Karuru.

Menteri Jonan Sebut Alih Blok Mahakam sebagai Pertaruhan Pertamina

Annisa ayu artanti • 31 Oktober 2017 14:49
medcom.id, Kalimantan Timur: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut proses alih kelola Blok Mahakam yang sedang dilakukan antara operator existing PT Total E&P Indonesie dengan PT Pertamina (Persero) menjadi pertaruhan bagi perusahaan pelat merah itu.
 
Ia mengingatkan jika produksi blok yang berada di Kalimantan Timur tersebut turun drastis, reputasi industri hulu migas di Indonesia akan tercoreng.
 
"Mahakam itu jadi pertaruhan Pertamina, kalau alih kelola ini membuat produksinya turun drastis, maka reputasi Pertamina dan hulu migas kita mungkin akan kurang positif di dunia," kata Jonan, di lokasi ORF Lapangan Jangkrik, Handil, Samboja, Kalimantan Timur, Selasa 31 Oktober 2017.

Ia berharap tak ada pernyataan "miring" ketika perusahaan pelat merah sektor migas memegang satu wilayah kerja yang habis masa kontraknya jika produksinya malah tidak maksimal.
 
"Kenapa ketika diserahkan ke perusahaan nasional malah turun prouksinya," ucap Jonan.
 
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas), Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tunggal mengatakan, saat ini proses transisi antara Pertamina dan Total terus berjalan. 
 
Mereka juga sudah melakukan pengeboran-pengeboran sumur untuk memperkecil laju penurunan produksi natural (natural decline). Sejauh ini, produksi blok tersebut pun tidak terkendala dan masih sesuai rencana.
 
"(Transisi) Ya sudah berjalan antara Pertamina dengan Total. Pengeboran juga sudah dilakukan bersama dengan anggaran Pertamina dilakukan oleh Total. Produksi tidak terkendala. Sepanjang ini laporannya berjalan baik," jelas Tunggal.
 
Saat ini produksi gas Blok Mahakam sebesar 1.309 MMSCFD. Sementara untuk minyak dan kondensat, produksinya mencapai 51,2 ribu barel per hari (bph). 
 
Seperti diketahui, Blok Mahakam merupakan produsen gas terbesar Indonesia yang kontribusi total produksi gas nasional sekitar 20 persen. Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation menjadi operator pengelola Blok Mahakam sejak 1966 silam saat Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Mahakam ditandatangani pada 6 Oktober 1966 dan berakhir 30 Maret 1997.
 
Kontrak tersebut telah diperpanjang pada 11 Januari 1997 dan akan berakhir pada 31 Desember 2017. Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi Nubi dan South Mahakam. Selain itu termasuk juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.
 
Wilayah Kerja ini memiliki luas 2.738,51 km2 dan terletak di provinsi Kalimantan Timur serta merupakan wilayah kerja onshore dan offshore. WK Mahakam mulai berproduksi pertama kali pada 1974. Rata-rata produksi tahunan WK Mahakam saat ini adalah gas sebesar 1.635 mmscfd  (juta kaki kubik per hari) serta minyak bumi sebesar 63 ribu bopd (barel oil per hari).

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan