Hal tersebut dikatakan Menteri ESDM, Ignasius Jonan. Dia mengakui biaya distribusi BBM di daerah pelosok Indonesia memang sangat mahal. Apalagi infrastruktur di daerah tersebut biasanya belum terbangun dengan sempurna. Namun, penerapan BBM satu harga ini adalah instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo demi keadilan yang merata.
"Ya tidak apa-apa kan arahan Presiden Jokowi begitu. Secara keseluruhan itu bisnis Pertamina tidak akan merugi kalau Pak Dirut Pertamina katakan kalau begitu tambahannya mungkin Rp800 miliar. Itu mah kecil untuk Pertamina," kata Jonan di Gedung Bina Graha, Kantor Kesekretariatan Negara, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Menurutnya, untuk mengeluarkan nominal tersebut demi pemerataan harga BBM, itu tidak akan merugikan Pertamina. Laba kotor perusahaan pelat merah tersebut sama setiap tahun mencapai Rp40 triliun. Mengeluarkan Rp800 miliar tidak akan merugikan.
"Untung Pertamina itu Rp40triliun, dikurangi Rp800 miliar doesnt matter lah. Ya kan kalau laba sebelum pajaknya Rp40 triliun tergerus Rp800 mmiliar kan cuma dua persen," ungkap dia.
Sebelumnya, pemerintah menjamin PT Pertamina (Persero) tidak akan merugi jika Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga diterapkan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja menyatakan, pemerintah bersama Pertamina sedang menghitung margin batas atas dan batas bawah dalam penjualan BBM di Indonesia bagian timur. Hal itu dilakukan agar perseroan tidak memupuk kerugian.
"Kita kalkulasi semua dengan baik supaya Pertamina tidak rugi. Penugasan untuk Pertamina, tidak boleh membuat Pertamina rugi," kata Wirat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id