Seorang konsumen sedang mengisi bahan bakar minyak jenis petralite. MI/Ramdani.
Seorang konsumen sedang mengisi bahan bakar minyak jenis petralite. MI/Ramdani.

Permintaan Konsumen terhadap BBM Jenis Pertalite dan Pertamax Terus Meningkat

M Rodhi Aulia • 16 September 2016 07:49
medcom.id, Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan permintaan konsumen terhadap bahan bakar minyak (BBM) berkualitas tinggi terus meningkat. Permintaan itu seperti BBM jenis pertalite dengan kadar oktan (research octane number/RON) 90 dan pertamax dengan RON 92.
 
Praktis, permintaan jenis ini menyebabkan penurunan konsumsi BBM jenis premium dengan RON 88 di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
 
“Konsumen kita mungkin sudah mulai sadar bahwa premium itu kadar oktannya paling rendah dengan kualitas yang buruk. Di dunia, (RON 88) sudah tidak ada,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam siaran pers, Kamis (15/9/2016).

Menurut Tulus, dengan selisih harga yang semakin mengecil, konsumen memilih BBM dengan kualitas lebih baik. Untuk sepeda motor misalnya, banyak konsumen yang memilih pertamax. 
 
“Perilaku konsumen seperti ini mulai kelihatan, khususnya di kota-kota. Permintaan terhadap BBM dengan kualitas yang lebih tinggi dari premium semakin besar,” ujar dia. 
 
Harga premium, pertalite, dan pertamax tidak berselisih jauh. Jika premium dibanderol Rp6.450 per liter di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), maka pertalite dihargai Rp6.900 per liter dan pertamax Rp7.350 per liter.  
 
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengatakan peningkatan konsumsi BBM nonpremium yang oktannya lebih tinggi dan bagus menandakan kondisi ekonomi yang membaik.
 
“Pengguna kendaraan bermotor sudah bisa membeli BBM yang berkualitas, walau sedikit lebih mahal,” kata Berly. 
 
PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi BBM jenis pertalite dan pertamax series meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir. Saat bersamaan, penggunaan premium turun dan tinggal 40 persen dari konsumsi gasoline secara nasional.
 
“Total premium di pasar gasoline nasional yang tadinya 79 persen di pertengahan tahun lalu sekarang sudah turun jauh tinggal sekitar 40 persen,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.
 
Menurut Wianda, peningkatan penjualan pertamax maupun pertalite terjadi saat libur panjang, seperti pada Idul Fitri yang mencatat kenaikan empat kali lipat untuk pertamax dan pertalite naik tiga kali lipat. Kemudian pada libur Idul Adha lalu, penjualan pertamax juga naik sekitar 11 persen. 
 
“Ini menunjukkan tidak ada upaya Pertamina untuk mendikte konsumen dalam pemilihan jenis BBM yang digunakan. Konsumen sudah lebih paham BBM yang sesuai dengan spesifikasi kendaraannya masing-masing,” ucap Wianda.
 
Data penyaluran BBM pada periode Agustus 2016 yang sebelumnya dirilis Pertamina menunjukkan pertalite saat ini telah mengambil porsi sebesar 20,5 persen dari total konsumsi BBM dengan capaian sebesar 20 ribu kiloliter (kl) per hari atau naik 462 persen dari konsumsi Januari 2016 sebanyak 4.500 kl.
 
Kenaikan konsumsi juga dialami pertamax, mencapai 15,8 persen dengan penyerapan sekitar 15 ribu kl per hari atau naik 226 persen dari konsumsi pada Januari 2016 yakni 5.000 kl. Sementara itu, penyaluran BBM jenis premium turun 13 persen dari 70 ribu kl perhari pada awal 2016 menjadi 56 ribu kl atau 63,4 persen dari total konsumsi BBM.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan