"Tidak benar kalau kami menikmati keuntungan sebesar Rp30 ribu per tabung," tegas VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Dirinya menambahkan, penyesuaian harga elpiji nonsubsidi dimaksud, termasuk elpiji 12 kg dilakukan dengan tujuan untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian seperti yang dialami pada 2013 sebesar Rp5,7 triliun dan sebesar Rp4,3 triliun pada 2014 lalu.
"Pada 2013 dan 2014 sangat kecil melakukan penyesuaian harga. Itu yang sebabkan adanya selisih keekonomian yang mengacu pada CP Aramco. Karenanya, selisih ditanggung Pertamina, April 2015 kita lakukan penyesuaian," jelas dia.
Sementara untuk saat ini, lanjut Wianda, pengguna elpiji nonsubsidi 12 kg dianggap masih terlalu kecil. Dengan hanya enam persen dari total 230 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 15 juta orang saja.
"Pengguna elpiji 12 kg adalah pengguna dengan daya beli. Artinya mereka memiliki kulkas dan komputer. Artinya mereka juga mampu mengakses kebutuhan sekunder dan tersier," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News