"Kebijakan B20 tidak hanya mengurangi impor minyak, tapi juga mendorong ekspor. Itu langkah konkret yang dilakukan pemerintah. Kita lihat beberapa bulan ke depan, (kebijakan B20) mendorong perbaikan CAD," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Agustus 2018.
Perry mengakui defisit neraca transaksi masih bersifat produktif lantaran lebih dipengaruhi oleh impor barang modal dan bahan baku. Terlebih, proyeksi defisit neraca transaksi sebesar USD25 miliar masih dalam batas aman.
"Kami tegaskan mengenai defisit transaksi berjalan memang lebih tinggi tahun ini, yaitu USD25 miliar atau lebih. Tapi itu masih dalam batas-batas aman, terkendali, karena masih di bawah tiga persen dari PDB (Produk Domestik Bruto)," ungkap Perry.
Namun demikian, Perry belum bisa memperkirakan seberapa besar kontribusi penggunaan B20 terhadap penurunan defisit neraca transaksi. "Ini masih dalam pembahasan, seberapa besar penghematan impornya dan dorongan eskpornya, itu yang nanti akan dilihat. Tapi yang jelas, CAD akan turun," tegas Perry.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara sebelumnya memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan melebar, dari USD20 miliar pada 2017 menjadi USD25 miliar di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News