Hal tersebut disampaikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI. Arifin mengatakan berdasarkan mekanisme yang ada pemerintah baru akan mempertimbangkan dan memutuskan penyesuaian tarif apabila telah menerima usulan dari badan usaha terkait.
"Memang ada mekanisme setiap tiga bulan sekali kalau mau ada perubahan PLN mengajukan usulan. Tapi sampai sekarang kami belum terima usulan. Jadi belum ada langkah melaksanakan (kenaikan)," kata Arifin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 November 2019.
Lagipula, kata mantan Dubes Indonesia untuk Jepang ini, kebijakan penyesuaian mempertimbangkan banyak hal salah satunya kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, kata Arifin, pemerintah juga masih harus mendetailkan dan menyisir data agar lebih tepat sasaran terutama untuk golongan 900 VA rumah tangga mampu (RTM) yang subsidinya akan dicabut mulai tahun depan. Dengan begitu ketika ada penyesuaian golongan jenis ini akan mengalami perubahan tarif.
Keputusan ini merupakan kesepakatan dalam rapat kerja di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menghapuskan subsidi bagi pelanggan 900 VA golongan rumah tangga mampu (RTM) yang berjumlah 24,4 juta tahun depan. Pelanggan 900 VA terdiri dari dua golongan yakni RTM serta golongan miskin yang sebesar 7,17 juta. Untuk golongan miskin masih akan tetap disubsidi.
"Kita memang perlu memperdalam lagi data. Kita perlu sisir lagi, jadi kebijakan harus tepat," jelas Arifin.
Sebelumnya Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan pihaknya mempercayai pemerintah yang tentunya akan mempertimbangkan penyesuaian berdasar kondisi masyarakat. Pemerintah ingin tarif listrik yang dikenakan nantinya tidak membebani masyarakat namun memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Iya ikut arahan (jika) tidak ada kenaikan siap laksanakan. Kalau naik kan dari sisi pemerintah," kata Sripeni.
Dirinya mengatakan PLN pun diminta oleh pemerintah nuntik juga ikut memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Dia bilang PLN diminta melakukan langkah-langkah yang konkret untuk bisa menciptakan efisiensi dari sisi operasional. Namun di sisi lain juga diharapkan bisa tetap bertahan menjalankan bisnis.
"Kita pokoknya berikan layanan yang terbaik," jelas mantan Direktur Utama Indonesia Power ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News