Komisaris Utama MedcoEnergi Muhammad Lutfi mengatakan perlu perbaikan-perbaikan untuk menggairahkan sektor migas kembali. Dengan perbaikan insentif bisa menarik minat KKKS kembali untuk melakukan eksplorasi WK migas di Indonesia.
"Itu baik (perbaikan insentif), memang harus ada perbaikan-perbaikan insentif tersebut. Jadi kan kalau kita lihat split, Indonesia ini split-nya paling tinggi di dunia. Jadi mungkin harus diperbaiki strukturnya," kata Lutfi kepada Metrotvnews.com, seperti diberitakan Selasa (31/5/2016).
Lutfi menjelaskan, apabila pemerintah masih terus menginginkan bagian yang lebih besar, artinya tidak akan menjalankan fungsi industri migas sebagai penggerak ekonomi. Menurutnya, jika pemerintah menurunkan porsinya maka akan sedikit menggairahkan KKKS untuk eksplorasi dan menciptakan multiplier efek serta nilai tambah.
"Itu tadi fungsi dari migas bukan lagi untuk pendapatan tapi pencitraan nilai tambah baru. Ini (split diubah) pasti akan lebih penting ke depannya. Pasti nanti jalan (eksplorasinya)," ujar Lutfi.
Mantan Menteri Perdagangan ini mencontohkan split gas sebesar 75-25 persen untuk blok A Aceh yang menurutnya terlalu tinggi. Bila split-nya menjadi 50-50, maka akan menciptakan multiplier efek pembangunan industri.
"Saya bilangnya begini, gas ini kan split-nya 75-25 (persen) untuk blok A Aceh. Saya rasa kalau itu bisa diturunkan 50-50 multiplier effect untuk pembangunan industri di Indonesia kan maju," pungkas Lutfi.
Sementara dari pihak pemerintah, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Ditjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Djoko Siswanto mengatakan pemerintah telah mengubah skema split menjadi lebih menarik. Pemerintah memberikan kesempatan bagi calon investor untuk mengajukan penawaran bagi hasil (open bid split) blok yang dilelangkan.
Menurutnya, split itu tergantung dari kondisi blok yang akan digarap. Apabila bloknya termasuk dalam blok sulit, maka bagian untuk pemerintah akan semakin rendah. Sehingga ini menjadi siasat pemerintah dalam menggaet investor.
Kendati demikian, tambah Djoko, di tengah kondisi harga minyak dunia yang tak lagi bersahabat, KKKS pasti akan mengeluarkan dana yang super besar dalam mengelola suatu blok. Maka dari itu, tawaran skema lelang ini ditawarkan lebih menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News