"POD (plan of development/rencana pengembangan lapangan) dari Blok Merakes yang dikembangkan Eni telah disetujui dan biayanya berhasil kami pangkas USD1,080 miliar. Pemangkasan biaya ini tidak mengurangi target produksi dari Blok Merakes," ungkap Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar seperti diwartakan Antara.
Arcandra menjelaskan biaya proyek Merakes bisa dipangkas setelah investor setuju untuk mengurangi biaya operasi dan belanja modal. Selain itu, penggunaan teknologi dan barang yang tepat ikut berkontribusi terhadap berkurangnya nilai proyek tersebut.
Pemerintah menargetkan produksi Lapangan Merakes yang dimulai pada 2019 bisa mencapai 150 juta standar kaki kubik per hari.
Untuk mendorong investasi di sektor migas, Kementerian ESDM memang terus melakukan sejumlah terobosan. Selain memangkas regulasi yang menghambat investasi, mereka meninjau ulang biaya pengembangan blok yang pemenang lelangnya sudah ditetapkan.
Sebelumnya Kementerian ESDM telah memangkas biaya pengembangan Blok Jambaran Tiung Biru (JTB) Cepu, Jawa Timur, senilai USD500 juta atau sekitar Rp7 triliun.
Semula biaya yang diajukan Exxon Mobil untuk pengembangan Blok JTB ialah USD2,050 miliar. Blok tersebut juga menggunakan sistem cost recovery, dengan seluruh biaya pengembangan blok akan dibayarkan pemerintah dari APBN.
Berkat pemangkasan biaya pengembangan Blok JTB akhirnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) mau menyerap gas dari JTB. Pasalnya harga jual gas juga turun menjadi USD7,6 per mmbtu flat selama 30 tahun.
Sebelumnya dengan nilai investasi USD2,050 miliar, harga jual gas yang ditawarkan ke PLN mencapai USD9 per mmbtu. PLN menolak karena angka itu tidak masuk harga keekonomian mereka. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id