Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan Pertagas dan PGN akan memilah mana saja wilayah yang masuk dalam kategori wilayah mendesak akan kebutuhan infrastruktur gas, seperti Sumatera Utara.
Dwi menjelaskan, kasus harga gas di Sumatera Utara yang mahal itu karena tidak adanya perbaikan dalam pengelolaan infrastruktur yang berdampak pada sulitnya penurunan harga gas di wilayah tersebut.
"Yang paling mendesak di Sumatera Utara. Karena apa, karena kita tahu di sana harga gas mahal. Jadi bagaimana agar harga gas bisa ditekan, dengan perbaiki biaya pengelolaan infrastruktur," kata Dwi di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Oleh karena itu, menurutnya, sinergi ini sangat dibutuhkan. Dwi menyebutkan, pertama, Pertagas dan PGN akan bekerjasama dari segi operasional termasuk juga dalam membuat planning infrastruktur. Nantinya mereka akan dilakukan joint planning untuk mengembangkan infrastruktur gas di suatu wilayah.
"Misalnya saat kita mau bangun infrastuktur, kita joint planning. Kita sama-sama. Tidak perlu rebutan. Kita mau kembangkan ke suatu tempat, ya itu joint planning," sebut dia.
Kedua, lanjut Dwi, Pertagas dan PGN akan melakukan kerjasama dalam mantenance infrastruktur. Dwi menuturkan bila satu wilayah telah memiliki infrastruktur gas, tidak perlu membangun kembali. Tapi yang dilakukan adalah kerja sama maintenance. Hal itu, lanjut Dwi, juga akan mencatat penghematan.
"Yang kedua, joint operation. Kalau infrastruktur sudah ada di tempat tidak perlu masing masing pihak sediakan orang. Cukup satu pihak saja nanti maintenance akan lebih hemat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id