Ilustrasi: Foto: MI/ SUSANTO
Ilustrasi: Foto: MI/ SUSANTO

Medco Siap Jual Minyak Mentah ke Pertamina Tahun Depan

Suci Sedya Utami • 03 April 2019 15:33
Jakarta: PT Medco Energi Internasional Tbk siap menjual hasil produksi minyak mentahnya kepada PT Pertamina (Persero). Namun aksi jual beli tersebut baru bisa direalisasikan di tahun depan.
 
Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan pihaknya masih memiliki kontrak jual beli minyak mentah dengan ExxonMobille.
 
"Hari ini kita sedang ada kontrak dengan Exxon sampai Juni 2020. Nah serelah itu kita baru bebas mau jual ke mana," tutur Hilmi usai tapping program Economic Challanges Metro TV di Jakarta, Selasa 2 April 2019.

Hilmi mengatakan minyak hasil prouksi Medco bisa dijual ke mana saja. Medco biasanya tidak menjual langsung namun melalui treder. Nantinya treder ini yang akan memilih pembelinya. Dia bilang setiap tahun ada trading company yang ambil dari Medco.
 
"Untuk Indonesia kan kita kasih ke Pertamina," tutur dia.
 
Lebih jauh Hilmi menambahkan saat ini memang belum ada pembicaran dengan Pertamina terkait rencana jual beli tersebut.
 
Adapun hingga Maret 2019 Pertamina telah menyerap atau membeli minyak mentah dari 29 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di dalam negeri dengan volume 122,6 juta barel per hari atau million barrel crude per day (MBCD).
 
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sember Daya Mineral (ESDM) sedang menyusun aturan yang mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menawarkan produksi minyak mentah (crude) bagiannya yang diekplorasi di dalam negeri kepada PT Pertamina (Persero).
 
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan langkah ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi impor minyak dan gas yang selama ini dilakukan oleh Pertamina. Impor minyak dan gas selama ini tinggi dan menjadi penyumbang defisit neraca transaksi berjalan.
 
"Masa yang dari produksi kita di dalam dilelang di Singapura. Pertamina yang butuh minyak mentah malah beli dari Singapura," kata Jonan pada September 2018.
 
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menambahkan produksi minyak mentah yang menjadi bagian KKKS sekitar 225 ribu-230 ribu barel per hari . Arcandra menilai potensi penghematan devisa untuk membayar impor berasal dari biaya transportasi.
 
Misalnya, ketika impor Pertamina dikenakan harga USD70 per barel di mana harga tersebut telah termasuk biaya untuk transportasi. Jika membeli produksi dalam negeri milik KKKS maka harganya sesuai dengan pasaran tetapi tanpa biaya transportasi. Adapun biaya transportasi per barel sekitar USD3-4.
 
Lebih lanjut, harga pembelian minyak mentah tersebut yang nantinya diserahkan kepada Pertamina dan KKKS yang bersangkutan dan bersifat business to business (BtoB). 
 
Sementara itu realisasi impor minyak mentah hingga Februari 2019 nilainya sebesar USD659,73 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tersebut turun 47,61 persen dibandingkan periode Januari-Februari tahun lalu yang mencapai USD1,2 juta.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan