Ilustrasi kilang LNG. (FOTO: Reuters)
Ilustrasi kilang LNG. (FOTO: Reuters)

Impor LNG, RI Harus Bangun Infrastruktur di Indonesia Timur

Annisa ayu artanti • 16 Februari 2017 17:28
medcom.id, Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melihat impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) untuk lima tahun ke depan memang dibutuhkan. Namun impor tersebut harus sejalan dengan pembangunan infrastruktur.
 
Kepala Divisi Komersialisasi Gas SKK Migas Sampe L Purba mengungkapkan, tiga tahun ke depan, yakni pada 2020, Indonesia sudah akan mulai mengimpor gas karena kebutuhan gas terus bertambah.
 
"Kalau lihat neraca suplai gas, ada estimasi suplai demand, berapa sebetulnya riil kebutuhan kita ke depan, kalau impor LNG bisa saja, tapi kita ini kesulitan infrastruktur," kata Sampe, di Kantor SKK Migas, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.

Baca: SKK Migas: LNG Impor Belum Tentu Lebih Murah
 
Sampe menjelaskan, impor gas bisa dilakukan jika pembangunan infrastruktur berjalan. Saat ini sumber suplai gas masih sangat jauh dari sumber permintaan. Sumber gas kebanyakan berada di Indonesia bagian timur sedangkan permintaannya berada di Indonesia bagian barat.
 
"Kalau pada saat yang sama dia bangun infrastruktur di Kalimantan, Nias, Timor-Timor, bisa saja," ujar dia.
 
Baca: Pemerintah Tak Larang Impor LNG
 
Menurutnya, pembangunan infrastruktur tersebut akan disambut baik oleh segala pihak. Apalagi fasilitas regasifikasi yang ada di Indonesia masih tergolong sedikit.
 
"Itu yang kita sambut dengan kehatian harapan dan eskpektasi yang lumayan positif," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan