Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan tahun ini Vale Indonesia menargetkan dapat memproduksi 77 ribu ton bijih nikel. Sementara dengan adanya inisiatif ini Vale Indonesia menargetkan bisa memproduksi bijih nikel sampai 90 ribu ton.
"Kita sebutnya the bottle necking untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada untuk mencapai target produksi yang lebih tinggi," kata Bernadus, di Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018.
Saat ini, Vale Indonesia sedang menjajaki mitra untuk pembangunan smelter yang diyakini dapat meningkatkan produksi. Bernadus menjelaskan fasilitas tersebut akan dibangun di Bahadopi dan Pomalaa. "Kita juga sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan konsesi kami yang ada di Pomalaa dan Bahadopi," jelas dia.
Lebih lanjut, Bernadus menambahkan, Vale Indonesia sangat selektif dalam bermitra. Vale Indonesia memastikan mitranya memiliki kemampuan finansial yang kuat serta memiliki rekam jejak yang baik di industri nikel. "Kita tidak berpartner dengan pihak yang salah. Karena kita berpartner jangka panjang," ungkap dia.
Seperti diketahui produksi Vale Indonesia pada triwulan II-2018 mencapai sebesar 18.893 ton atau lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan II-2017 yang mencapai 20.107 ton. Namun demikian, Vale Indonesia meyakini target produksi 77 ribu ton akan tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News