Direktur Utama PJB Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pasokan gas pengganti tersebut berupa gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dan gas pipa. Salah satunya dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, Blok Cepu.
"PLN tentu bersama Pemerintah dalam hal ini SKK Migas, mencari sumber sumber salah satunya Cepu (Jambaran Tiung Biru)," kata Inten di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2017.
Inten menjelaskan, melalui Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Chairani Rachmatullah, sedang mencarikan pasokan gas yang sesuai dengan nilai keekonomian.
Aspek komersial dinilai sangat penting bagi PLN karena perseroan dituntut untuk menyediakan listrik dengan tarif rendah. Sedangkan, jika harga energi primer sangat tinggi akan berpengaruh pada Biaya Pokok Produksi (BPP).
"Pengganti (gas Lapangan Kepodang) adalah sumber pasokan gas tetap. Apakah nanti melalui gas pipa, apakah nanti melalui LNG, nanti kita lihat aspek komersialnya," ucap dia.
Ia melanjutkan, selama ini pasokan gas untuk PLTGU Tambak Lorok disuplai dari Lapangan Kepodang dan Gundih. Suplai dari Gundih sebanyak 46 MMSCFD dan Lapangan Kepodang sebanyak 116 MMSCFD. Gas dari Lapangan Kepodang dialirkan sejak 2015 sampai dengan 2026. Namun karena kondisi kahar (force majure) gas Lapangan Kepodang hanya menyalurkan 70 MMSCFD dan pasokan gas akan terhenti 2018.
"Yang dari Kepodang harusnya itu 12 tahun. Tetapi di tahun ketiga decline. Saya juga tidak paham mengapa seperti itu. Seharusnya, sebagai kontraktor dia harus bertanggung jawab atas feasibility study-nya," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News