Pada 18 Juli 2019 sekitar pukul 06.30 WIB terjadi kebocoran dan gelembung gas di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok Minyak dan Gas Offshore North West Java (ONWJ) PT Pertamina. Kebocoran itu terjadi sekitar dua kilometer dari Pantai Utara Jawa, Karawang, pada titik koordinat 06° 05' 864" LS 107° 37' 463" BT.
"Saya kemarin pakai helikopter keliling, penanganannya sudah betul," ujar Susi menggelar jumpa pers di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.
Susi tidak memungkiri ada banyak kendala yang dihadapi, sehingga dia meminta Pertamina untuk menyiapkan static oil boom yang lebih banyak agar sebaran minyak bisa ditahan dan tidak meluas.
"Kalau bisa lebih cepat mungkin minyak tidak akan sampai pinggir," imbuhnya.
Susi berjanji upaya pemulihan dampak lingkungan akan berkesinambungan. Hingga enam bulan ke depan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan.
Adapun upaya menjaga lingkungan laut tidaklah mudah. Di lokasi kejadian, kata Susi, Pertamina memiliki 200 sumur yang harus dijaga agar kejadian serupa tidak terulang.
"Saya bilang ini kecelakaan, tidak pernah kita menginginkan (ada tumpahan minyak). Tapi akan terus kita tagih ke Pertamina untuk lakukan pemulihan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News