"BBM Satu harga ini setelah 2019 bagaimana, terus enggak? Akan terus dibangun sampai 2024," kata Jonan, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 10 Mei 2019.
Sejak 2017 hingga 2019, BBM satu harga ditargetkan terbangun di 170 titik. Pada 2017, telah terbangun 57 penyalur atau titik dengan rincian 54 penyalur oleh PT Pertamina (Persero) dan tiga penyalur oleh PT AKR Corporindo Tbk.
Sementara, pada 2018 telah dibangun 74 lembaga penyalur, dengan rincian 68 penyalur oleh Pertamina dan enam AKR. Untuk 2019 ini, akan dibangun 39 lembaga penyalur BBM satu harga dengan rincian 38 penyalur oleh Pertamina dan satu penyalur oleh AKR.
"Kalau mau seluruh kota lengkap, jumlahnya ada 500. Jadi tambah lagi 330 kecamatan sampai 2024," tutur Jonan.
Adapun dengan diresmikannya BBM satu harga kali ini maka secara nasional telah diresmikan sebanyak 132 titik di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) Indonesia. Khusus Provinsi NTT, ini merupakan penyalur BBM satu harga ke delapan yang dibangun pemerintah. Sebelumnya telah ada dua penyalur di 2017 dan lima penyalur di 2018.
Pemerintah juga akan membangun delapan penyalur lagi di NTT yang tersebar di Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao; Kecamatan Kodi Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya; Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende; Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata; Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata; Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor; Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat; dan Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Jonan menekankan pemerintah daerah dipersilakan untuk mengusulkan wilayah yang perlu dibangun lembaga penyalur BBM. Pemilihan wilayah tersebut tentunya memperhatikan kriteria bahwa daerah itu merupakan daerah 3T.
"Tahun ini ada delapan lembaga penyalur yang dibangun di NTT. Mohon kalau Bapak (kepala daerah setempat) berkenan kami duduk dengan pertamina dan BPH Migas untuk melakukan pemetaan. Kalau sekiranya bapak berkenan pemerintah provinsi usul inginnya (dibangun) dimana," urai Jonan.
Lebih jauh dengan beroperasinya lembaga penyalur BBM satu harga di wilayah ini diharapkan perekonomian masyarakat meningkat seiring turunnya harga sembako.
"Mengingat sebelumnya masyarakat di wilayah Poco Ranaka harus membeli BBM dengan harga hingga Rp15 ribu per liter," pungkas Jonan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id