Hal ini dikatakan Sekretaris Perusahaaan PT PLN (Persero) Adi Supriono menyusul ditandatanganinya kontrak engineering, procurement, construction (EPC) antara PT Sumber Segara Primadaya (S2P) selaku pengembang PLTU Cilacap dengan China Chengda Engineering Co. Ltd (Chengda) di Chengdu, Propinsi Sichuan, China 5 Juni 2015.
"Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama S2P Muhammad Rasul dan President and CEO Chengda Liu Yiheng," kata Adi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Ia menjelaskan S2P sebelumnya telah mengoperasikan PLTU Cilacap 2x300 mw dan saat ini juga sedang mengembangkan PLTU Cilacap ekspansi phase 1 sebesar 1x660 Mw yang akan selesai tahun ini. Kemudian, proyek PLTU Cilacap 1x1.000 Mw ini adalah ekspansi phase 2.
Lebih lanjut, dia berharap PLTU Cilacap 1x1000 Mw ditargetkan beroperasi komersial pada 2018 untuk memperkuat pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa Bali, khususnya di Jawa bagian selatan.
"PLTU ini direncanakan menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler berbahan bakar batu bara Low Range (4.200 GAR) menggunakan Fluidized Gas Desulphurizaton (FGD) yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan," ujar dia.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia pada 4 Mei 2015 lalu sudah meluncurkan 'Program 35.000 MW'. Dari program ini, 10.000 mw atau 35 proyek akan dikerjakan oleh PLN dan 25.000 Mw atau 74 proyek mengundang pihak swasta, termasuk S2P.
Dalam waktu 32 hari sejak peluncuran program 35.000 MW, kita telah menyaksikan momen bersejarah. S2P telah melangkah dengan melakukan penandatanganan kontrak EPC untuk mendukung program 35.000 mw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News