Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

Pemerintah Ingin Revisi POD I Blok Masela Selesai Tahun Ini

Githa Farahdina, Annisa ayu artanti • 03 Oktober 2016 20:41
medcom.id, Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mempercepat pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela. Revisi rencana pengembangan (Plan of Development/POD) yang rencananya akan diselesaikan dalam waktu delapan bulan dipercepat akhir tahun ini harus selesai.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan percepatan ini ditujukan untuk menghemat waktu yang ada. Itu yang menjadi alasan revisi POD I harus diselesaikan akhiir tahun ini.
 
"Harus selesai akhir 2016," kata Luhut di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/10/2016).

Namun, Luhut menuturkan dirinya belum mau mebicarakan secara detil. Sebab, Menko Kemaritiman ini menginginkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Inpex Corporation dan Shell terlebih dahulu bicara dengan pihak Kementerian ESDM.
 
"Ini kita hemat waktu cukup banyak. Tapi saya belum mau bicara lebih detail, biarkan nanti pada waktunya Inpex dengan Shell yang bicara dengan Kementerian ESDM," ujar Luhut.
 
Intinya, Luhut yang saat ini menjabat sebagai Menko Kemaritiman tidak ingin pembuatan POD semakin terulur yang nantinya akan berdampak pada tahap berikutnya.
 
Sebelumnya, pengembangan blok masela nantinya akan dibagi menjadi dua bagian sektor hulu dan hilir untuk sektor hulu yakni mulai dari pengeboran dan pengembangan well head diserahkan kepada operator yakni Inpex Corporation dan Shell. Sementara, untuk sektor hilir seperti pabrik pupuk dan petrokimia akan diserahkan kepada Indonesia Incoporated.
 
Dengan begitu biaya yang dikeluarkan dalam mengembangkan blok yang ada di lepas laut Arafura tersebut dapat lebih dihemat lagi. Sebelumnya sekitar USD22 miliar, kemudian menjadi USD15 milar, sampai dengan mekanisme ini menjadi USD7 miliar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan