Menurut President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan, sudah melakukan eksplorasi sumur Tapen 2 sejak 15 Juni 2016. Harapannya, proses eksplorasi bisa selesai di tahun ini, sehingga bisa mulai produksi di 2017.
"Ini merupakan sumur ketiga atau Sumur Tapen 2. Setelah ini pengembangan lapangan atau plan of development (POD). Kita harapkan selesai, 2017 sudah bisa produksi, Insya Allah hasilnya bagus, seperti sumur kemarin. Kalau hasilnya bagus lagi akan kembangkan supaya menambah produksi 2017. Kita harapkan nambah dari 2.000-3.000 ribu barel per hari," jelas Rony, ditemui Pemboran Sumur Eksplorasi Tapen 2, Tuban, Jumat (22/7/2016).
Rasa optimistis bisa produksi di 2017, diakui Rony, karena alat rig untuk pengeboran minyak sudah tidak digunakan pada Oktober 2016.
"Ini membuktikan Pertamina EP komit untuk eksplorasi. Jadi sumur ini, rig ini akan tidak lama di sini, supaya ada duitnya di sini, kita prioritaskan, perusahaan drilling. Rekan-rekan PDSI (Pertamina Drilling Services Indonesia) yang di sini ada duit dari hasil produksi," ungkap Ronny.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam menambahkan, komitmen Pertamina EP untuk mengembangkan produksi sangat didukung oleh perseroan. Apalagi, kinerja Pertamina EP belum terlihat melambung tinggi.
"Jadi semua pengembangan produksi Pertamina EP kita support, karena target PEP (Pertamina EP) sampai akhir tahun masih akan banyak. PEP belum lambungkan produksinya, cepat lambungkan," tutup Syamsu Alam.
Sekadar informasi, saat ini Pertamina EP sedang mengebor delineasi Sumur TPN-2 (Tapen 2) sejak pertengahan Juni 2016. Pemboran sumur TPN-02 ini untuk membuktikan jumlah cadangan hidrokarbon yang terperangkap pada struktur Tapen.
"Setelah pemboran sumur delineasi TPN-2, struktur Tapen akan ditindaklanjuti dengan Penentuan Status Eksplorasi (PSE) dan selanjutnya akan dilakukan POD. Mohon dukungan dan doa dari seluruh pemangku kepentingan agar kami dapat terus menyediakan energi bagi negeri," tambah Rony.
Adapun dana investasi yang dikeluarkan untuk Tapen 2 ini adalah sekitar USD7 juta sampai USD10 juta. Namun demikian, besaran dana yang dikeluarkan untuk pengeboran tergantung kepada kedalaman tanah, luas tanah, dan lainnya.
"Ini kalau di Jawa termasuk sedang. Dayanya tidak terlalu remote. Dana sekitar itu juga untuk pembebasan lahan. Pembuatan lokasi ini juga dulunya sawah, dan ladang-ladang tidak produktif ini sebelumnya," pungkas Rony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id