Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Produksi Nikel Vale Merosot Jadi 13 Ribu Ton

Suci Sedya Utami • 17 April 2019 09:34
Jakarta: PT Vale Indonesia Tbk melaporkan realisasi produksi nikel dalam matte mencapai 13.080 metrik ton pada kuartal I-2019. Adapun produksi ini lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada kuartal sebelumnya.
 
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan pada kuartal empat 2018 produksi nikel Vale mencapai 20.579 metrik ton. "Produksi di triwulan pertama 2019 lebih rendah sekitar 36 persen dibandingkan dengan produksi triwulan empat 2018," kata Nico dalam, keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 17 April 2019.
 
Realisasi ini juga lebih kecil jika dibandingkan dengan secara tahun ke tahun terhadap kuartal I tahun lalu yang sebesar 17.141. Penurunan ini dikarenakan oleh adanya kombinasi aktivitas pemeliharaan yang telah direncanakan terkait dengan Larona Canal Relining, dan penutupan pabrik selama 10 minggu mulai pertengahan Februari hingga minggu ketiga April.

Selain itu, disebabkan pula masalah-masalah di tanur listrik di luar rencana. "Sebagai akibat dari kegiatan ini, kami telah merevisi target produksi di 2019 ke kisaran 70 ribu-72 ribu ton," tutur dia.
 
Dalam Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) Vale Indonesia 2019 yang diajukan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) produksi mencapai 76 ribu metrik ton. Namun perusahaan menargetkan produksi 75 ribu metrik ton.
 
Lebih lanjut tahun ini salah satu fokus produksi nikel dalam matte Vale berada di fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu di Sorowako, Sulawesi Selatan. "Salah satunya produksi di Sorowako secara operasional," tukas dia.
 
Sebelumnya, Vale Indonesia membukukan laba bersih pada 2018 sebesar USD64,36 juta. Ini lebih baik ketimbang capaian 2017 ketika Vale Indonesia mencatat rugi sebesar USD15,2 juta. Laba yang diperoleh selama 2018 didukung oleh pendapatan yang meningkat 23,44 persen dari sebesar USD629,33 juta di 2017 menjadi USD776,9 juta pada 2018.
 
Lalu beban pokok pendapatan perseroan di 2018 meningkat sebesar USD50,1 juta atau delapan persen dari USD622,8 juta di 2017 menjadi USD672,9 juta pada 2018. Vale juga membukukan EBITDA atau laba sebelum pajak sebesar USD235,7 juta. Capaian ini didorong oleh peningkatan harga realisasi nikel dan kemampuan manajeman biaya yang baik.
 
Sementara itu, untuk kas dan setara kas pada 31 Desember 2018 tercatat sebesar USD310,1 juta, atau meningkat USD79,5 juta dari saldo 31 Desember 2018. Kemudian capaian belanja modal pada 2018 sekitar USD99 juta atau meningkat USD68,5 juta dari periode 2017.
 
Pada 2018, Vale Indonesia menerima izin eksplorasi untuk Blok Sorowako, Bahadopi dan Pomalaa. Selain itu, perseroan juga menerima izin eksploitasi untuk Blok Sorowako, yang mengharuskan perusahaan membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kehutanan sebesar USD149 per metrik ton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan